-->

Upaya Pemerintah Atasi Penurunan Harga Sawit dan Karet

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Upaya Pemerintah Atasi Penurunan Harga Sawit dan Karet. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Presiden Joko Widodo memahami kekhawatiran para petani sawit dan karet di Sumatra Selatan mengenai rendahnya harga jual sawit dan karet beberapa waktu belakangan. Kedua komoditas tersebut merupakan komoditas andalan masyarakat Sumatra Selatan.

Dalam acara Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 yang digelar di Palembang, pada Minggu, 25 November 2018, Presiden mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Ia memberikan pengertian bahwa harga sawit dan karet merupakan urusan yang tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh pemerintah oleh karena komoditas tersebut merupakan komoditas global di mana berlaku harga pasar global pula.

“Mengendalikan ini tidak mudah. Ini perdagangan internasional, ini perdagangan global. Tidak bisa kita pengaruhi mereka semua, tidak semudah itu,” ujarnya.

Di saat yang sama, pemerintah juga masih harus berhadapan dengan kampanye negatif Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Menurut Presiden, persoalan ini sebetulnya tidak lain hanyalah urusan persaingan bisnis semata.

“Urusan sawit dan CPO ini bukan urusan mudah. Sudah empat tahun ini kita mengurus yang namanya minyak sawit karena (produk) kita dicegat di Uni Eropa. Alasannya banyak sekali, tapi sebetulnya ini urusan bisnis,” tuturnya.

Pemerintah sendiri beberapa waktu belakangan juga mengupayakan agar produk kelapa sawit nasional dapat terserap. Kepala Negara secara langsung menawarkan produk kelapa sawit Indonesia di sejumlah pertemuan dengan pimpinan negara lain.

“Saya minta Tiongkok beli lebih banyak dari sekarang, saya minta tambahan. Saya to the point saja minta agar produksi di sini bisa diserap sehingga harganya bisa naik. Ada tambahan 500 ribu ton, itu banyak sekali. Tapi ternyata juga belum memengaruhi harga pasar secara baik,” kata Presiden.

Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar dengan luas lahan sebanyak 13 juta hektare dan mampu memproduksi 42 juta ton memiliki stok sawit yang berlimpah. Hal yang sama juga berlaku untuk komoditas karet yang juga menjadi andalan masyarakat Sumatra Selatan. Maka itu, pemerintah sedang mengupayakan sejumlah langkah agar hasil produksi kedua komoditas dapat terserap dan sekaligus memperbaiki harga jual.

“Di dalam negeri sudah tiga bulan ini saya sudah perintahkan (minyak sawit) untuk dipakai campuran solar namanya B20,” ujar Presiden.

Bila program B20 (biodiesel 20 persen) ini berhasil, Presiden meyakini bahwa hal ini dapat menaikkan harga jual kelapa sawit sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah.

“Tapi ini butuh waktu kurang lebih setahun dari tiga bulan yang lalu,” imbuhnya.

Sementara untuk komoditas karet, pemerintah juga telah menyiapkan langkah agar hasil produksi dapat terserap dengan harga yang baik. Presiden menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membeli langsung hasil produksi petani karet di Sumatra Selatan dengan harga yang cukup baik.

“Sebulan yang lalu saya perintahkan kepada Pak Menteri PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Pak Basuki, agar pengaspalan jalan harus pakai karet. Ini sebentar lagi yang di Sumsel (Sumatra Selatan) kita akan beli langsung dari petani atau koperasi untuk beli getah karetnya,” ucapnya.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Upaya Pemerintah Atasi Penurunan Harga Sawit dan Karet . Silahkan membaca berita lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel