-->

Puluhan Wartawan Kunjungi Kediaman Pribadi Lukas Enembe

Puluhan Wartawan Kunjungi Kediaman Pribadi Lukas Enembe

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Sebanyak 53 wartawan yang terdiri dari media nasional dan local di Papua mengunjungi kediaman pribadi Gubernur Lukas Enembe yang terletak di Koya Tengah, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Rombongan media didampingi Tim Kuasa Hukum Lukas Enembe, yaitu  Stefanus Roy Rening dan Alo Renwarin dengan tujuan mengikuti konferensi pers dari pihak keluarga Enembe.

Setibanya di kediaman Enembe, awak media diperiksa kelengkapan Id Pers oleh simpatisan yang berjaga. Para Jurnalis diijinkan untuk mengambil foto dan video hingga kegiatan berjalan di halaman rumah Enembe.

Terlihat sebanyak ratusan simpatisan yang terdiri dari keluarga dan masyarakat dengan sangat ketat membatasi orang yang masuk ke area itu dan hanya yang diperbolehkan Enembe yang bisa masuk ke kediaman.

Selepas proses pemeriksaan kelengkapan jurnalis, ratusan simpatisan melakukan proses penyamputan dengan tari-tarian dan nyanyian.

Sementara situasi di wilayah Koya Tengah terpantau aman dan kodusif serta aktifitas masyarakat sekitar pun berjalan dengan normal dan seperti biasa.

“Keluarga sudah sepakati bahwa bapa lukas tidak akan dibawa keluar dari rumah Koya untuk berobat di Jakarta,” ujar Ronal Kogoya perwakilan keluarga pada Jumat, 30 September 2022.

Keluarga besar Gubernur Lukas Enembe dengan tegas menolak dengan tidak akan membawa Lukas Enembe  keluar dari kediaman pribadinya.

Hal tersebut menyikapi penawaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar Enembe menjalani pengobatan di Jakarta pasca Penyidik KPK menetapkan Enembe sebagai tersangka gratifikasi Rp1 Miliar pada tanggal 05 September 2022.

Pihak keluarga pun meminta negara menghargai jasa Gubernur Enembe, dimana selama 20 tahun telah memimpin Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadi pertimbangan sudah 8 kali Enembe membawa Papua menerima penghargaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia (RI) atas opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI secara berturut-turut.

“Bapa sampaikan bahwa ada diskriminasi dilakukan sejak tahun 2017 sampai hari ini, negara mau bunuh. Sejak tahun 1960 banyak pemimpin kami dibunuh secara otomatis dari Jakarta, pulang terima mayat. Oleh karena itu tidak mungkin kami bawa keluar bapa Lukas Enembe,” ungkap Kogoya. 

Selepas konferensi pers, perwakilan awak media diijinkan bertemu dan melihat keadaan Lukas Enembe. Gubernur Enembe menegaskan kondisi kesehatan masih belum membaik dan masih dalam keadaan sakit.

Ia yang terlihat pucat karena dalam masa pemulihan dan mengaku belum dapat berbicara banyak.

“Saya masih perawatan, belum bisa bicara banyak," kata Enembe.

Ia menyebutkan bagian tubuhnya masih bengkak dan alami sakit. Terutama kaki yang sulit berjalan.

"Saya kan sudah (alami serangan) Stroke beberapa kali. Saya baru keluar dari perawatan dari minggu kemarin dan mulai pemulihan," kata dia sambil memperlihatkan berbagai jenis obat dari dokter pribadi. (Albert Batlayeri)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel