BPBD Masih Mendata Kerusakan Pasca Gempa Bumi di Sulawesi Tengah
pada tanggal
Sunday, April 14, 2019
BANGGAI, LELEMUKU.COM - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) sebut situasi di Sulawesi Tengah telah kondusif setelah gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter yang menguncang wilayah Teluk Tolo pada Jumat (12/04/2019) malam.
Sebagian besar warga telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Sementara itu kegiatan pendataan terhadap dampak gempa masih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Morowali dan Banggai Laut.
BPBD Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah melaporkan warga masyarakat setempat umumnya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing pada Sabtu (13/04/2019) pagi, setelah sempat mengungsi ke tempat ketinggian pasca gempa kuat 6.8 SR pada jumat malam.
Aksar Amir, Kepala Sub Seksi Kesiagaan BPBD Banggai Laut, kepada VOA melalui telepon mengatakan pada Minggu (14/04/2019), pemda sedang melakukan pemantauan ke permukiman masyarakat di Kecamatan Bangkurung, yang sejak gempa terjadi tidak dapat dihubungi karena terkendala pada sarana komunikasi. Kecamatan itu berada disebuah pulau yang harus ditempuh selama 2 jam melalui laut dengan speedboat.
Ia melaporkan sejauh dampak gempa di Kabupaten Banggai Laut mengakibatkan 1 unit rumah dan 1 buah mobil milik warga rusak setelah tertimpa longsoran batu di desa Lampa, Kecamatan Banggai, namun tidak korban luka maupun jiwa.
“Situasi hari warga umumnya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing namun dihimbau tetap waspada,” ujar Aksar.
Di Kabupaten Morowali, kegiatan pendataan kerusakan akibat gempa juga sedang berlangsung.
Napsahu Salili, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Morowali, mengatakan pihaknya mendapatkan laporan kerusakan terhadap bangunan rumah-rumah penduduk. Namun sejauh ini pihaknya belum dapat menyampaikan secara detail tingkat kerusakan akibat gempa di wilayah itu, hingga proses pendataan selesai dilakukan.
“Jadi kami sementara di lapangan melakukan pendataan, karena berdasarkan informasi di Bahodopi juga terkena dampak gempa ini. Berapa rumah yang rusak ini sementara dalam pendataan. Jadi lengkapnya sebentar setelah pegawai-pegawai kembali dari lapangan,” papar Napsahu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya menjelaskan berdasarkan pantauan Pusat Pengendali Operasi BNPB, situasi masyarakat di beberapa wilayah sudah kondusif pasca gempa.
Masyarakat yang mengungsi sebagian sudah pulang ke rumahnya. Pengungsian sempat teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah hingga Sabtu malam (12/04/2019).
BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai melaporkan pada Sabtu (13/4) pukul 06.00 WIB bahwa 1.300 KK penyintas tersebar di 4 titik, yaitu halaman kantor bupati, masjid An-Nur di komplek perkantoran, Gedung DPRD dan kantor polres telah kembali ke rumah mereka. Penyintas pulang ke rumahnya secara mandiri dan sebagian di antar oleh BPBD.
Kondisi masyarakat di Kota Palu, Luwu, Banggai, Kepulauan Banggai sudah kondusif. Beberapa warga di Kabupaten Banggai masih ada di pegunungan karena takut. Demikian juga mereka yang ada di Kabupaten Kepulauan Banggai. Namun sebagian besar warga yang awalnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Meskipun BMKG sudah menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri sejak semalam. Namun tidak seketika warga mau kembali ke rumahnya. Mereka tetap memilih mengungsi di bukit-bukit atau di daerah yang tinggi.
Menurut BMKG, gempa bumi dengan magnitudo 6,9, yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,8 ini mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut memiliki episenter pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 17 kilometer.
BMKG menyampaikan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. BMGK menduga bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya berarah barat daya-timut laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo. (Yoanes Litha-VOA)
Sebagian besar warga telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Sementara itu kegiatan pendataan terhadap dampak gempa masih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Morowali dan Banggai Laut.
BPBD Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah melaporkan warga masyarakat setempat umumnya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing pada Sabtu (13/04/2019) pagi, setelah sempat mengungsi ke tempat ketinggian pasca gempa kuat 6.8 SR pada jumat malam.
Aksar Amir, Kepala Sub Seksi Kesiagaan BPBD Banggai Laut, kepada VOA melalui telepon mengatakan pada Minggu (14/04/2019), pemda sedang melakukan pemantauan ke permukiman masyarakat di Kecamatan Bangkurung, yang sejak gempa terjadi tidak dapat dihubungi karena terkendala pada sarana komunikasi. Kecamatan itu berada disebuah pulau yang harus ditempuh selama 2 jam melalui laut dengan speedboat.
Ia melaporkan sejauh dampak gempa di Kabupaten Banggai Laut mengakibatkan 1 unit rumah dan 1 buah mobil milik warga rusak setelah tertimpa longsoran batu di desa Lampa, Kecamatan Banggai, namun tidak korban luka maupun jiwa.
“Situasi hari warga umumnya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing namun dihimbau tetap waspada,” ujar Aksar.
Di Kabupaten Morowali, kegiatan pendataan kerusakan akibat gempa juga sedang berlangsung.
Napsahu Salili, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Morowali, mengatakan pihaknya mendapatkan laporan kerusakan terhadap bangunan rumah-rumah penduduk. Namun sejauh ini pihaknya belum dapat menyampaikan secara detail tingkat kerusakan akibat gempa di wilayah itu, hingga proses pendataan selesai dilakukan.
“Jadi kami sementara di lapangan melakukan pendataan, karena berdasarkan informasi di Bahodopi juga terkena dampak gempa ini. Berapa rumah yang rusak ini sementara dalam pendataan. Jadi lengkapnya sebentar setelah pegawai-pegawai kembali dari lapangan,” papar Napsahu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya menjelaskan berdasarkan pantauan Pusat Pengendali Operasi BNPB, situasi masyarakat di beberapa wilayah sudah kondusif pasca gempa.
Masyarakat yang mengungsi sebagian sudah pulang ke rumahnya. Pengungsian sempat teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah hingga Sabtu malam (12/04/2019).
BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai melaporkan pada Sabtu (13/4) pukul 06.00 WIB bahwa 1.300 KK penyintas tersebar di 4 titik, yaitu halaman kantor bupati, masjid An-Nur di komplek perkantoran, Gedung DPRD dan kantor polres telah kembali ke rumah mereka. Penyintas pulang ke rumahnya secara mandiri dan sebagian di antar oleh BPBD.
Kondisi masyarakat di Kota Palu, Luwu, Banggai, Kepulauan Banggai sudah kondusif. Beberapa warga di Kabupaten Banggai masih ada di pegunungan karena takut. Demikian juga mereka yang ada di Kabupaten Kepulauan Banggai. Namun sebagian besar warga yang awalnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Meskipun BMKG sudah menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri sejak semalam. Namun tidak seketika warga mau kembali ke rumahnya. Mereka tetap memilih mengungsi di bukit-bukit atau di daerah yang tinggi.
Menurut BMKG, gempa bumi dengan magnitudo 6,9, yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,8 ini mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut memiliki episenter pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 17 kilometer.
BMKG menyampaikan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. BMGK menduga bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya berarah barat daya-timut laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo. (Yoanes Litha-VOA)