Perayaan Puncak 25 Tahun Tahbisan Episkopal Uskup Mandagi di Tanimbar
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Uskup Keuskupan Diosis wilayah Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C merayakan syukuran pesta 25 tahun Episkopal atau tahbisan bersama seluruh umat katolik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dengan tema ‘Semangat Episcopal Mgr. Petrus Canisius Mandagi, Kita Tingkatkan Persaudaraan Sejati Menuju Kemandirian Gereja Katolik di Bumi Duan Lolat’ pada Minggu (22/12/2019).
Uskup Mandagi dalam sambutannya mengungkapkan perasaan gembira melihat antusias seluruh umat katolik dan dirinya pun sangat terharu menyaksikan seluruh masyarakat Tanimbar, termasuk umat muslim dan protestan ikut dalam penjemputan kedatangannya ke Tanimbar.
“Saya merasa gembira dan merasa terharu dengan datang di Kepulauan Tanimbar ini. Saya bersyukur ketika 25 tahun lalu saya datang disini dan tidak disangka-sangka saya masih bisa hidup selama 25 tahun disini, ini luar biasa. Saya hanya ingin menyampaikan terima kasih, terima kasih dan terima kasih,” ungkap dia di Gedung Natar Kaumpu.
Secara khusus selama 25 tahun pelayanannya Uskup Mandagi menilai Tanimbar sudah sangat maju dan berkembang terutama pada hubungan antar umat beragama yang terjalin begitu hangat satu sama lain. Selain itu, ia pun menuturkan jika dirinya selalu menyuarakan tentang pemerintah yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nipotisme (KKN), keharmonisan antar institusi keamanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian, bidang pendidikan, kesehatan dan keutuhan lingkungan.
“Saya senang sekali karena Provinsi Maluku telah tampil kedepan soal kerukunan antar umat beragama, perna ada gesekan agama tetapi sekarang kita sudah bertobat. Kita mampu melaksanakan perparani, pesparawi dan mtq. Saya harap hal itu jangan dirusak, Tanimbar harus menjadi contoh ada kerukunan disini. Katolik menjaga Protestan dan sebaliknya, kemudian bersama-sama kita menjaga umat muslim, budha dan hindu,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Tanimbar Petrus Fatlolon, SH., MH menilai bahwa sosok Uskup Mandagi adalah seseorang yang luar biasa dan sederhana. Menurutnya ada banyak pencapaian selama pelayanan Uskup Mandagi dan mengajak seluruh masyarakat Bumi Duan Lolat untuk memanjatkan syukur karena sosok yang sangat dihormati umat katolik itu bisa merayakan 25 tahun pentahbisan bersama-sama di Tanimbar.
“Ada banyak keunggulan sepanjang uskup memimpin, diantaranya jumlah biarawan yang meningkat. Kita patut memanjatkan puji syukur kepada Tuhan karena ini sebuah kesempatan emas beliau ada di tengah-tengah kita. Saya ingin menyampaikan selamat kepada uskup yang telah memberikan perhatian besar untuk merayakan episcopal disini,” tutur dia.
Rangkaian kunjungan dari Uskup selama tiga hari di Tanimbar, diantaranya memimpin Perayaan Sakramen Krisma di Paroki Hati Kudus Arui, Perayaan Krisma di Paroki Santo Matias Saumlaki Gereja Stasi Tritunggal Maha Kudus Sifnana pada Sabtu (21/12/2019) dan Perayaan Syukur 25 tahun Episkopal di Gedung Natar Kaumpu pada Minggu (22/12/2019) dan pertemuan bersama pastores dan kembali ke Ambon pada Senin (23/12/2019).
Uskup Mandagri sendiri ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 18 Desember 1975 di Manado dan setelah tahbisan, ia diangkat menjadi socius sekaligus pembina para calon anggota tarekat MSC di Karanganyar sejak 1976 hingga 1977. Ia kemudian ditugaskan Pastor Paroki Gereja Bunda Hati Kudus, Kemakmuran, Jakarta hingga tahun 1978.
Kemudian uskup 70 tahun ini kembali menjalani studi, kali ini di Leuven, Belgia sejak tahun 1978 hingga 1981, dan meraih gelar MA dalam Religios Studies pada tahun 1979 dan Lisensiat dalam Teologi Dogmatik pada tahun 1981. Sekembalinya ke Indonesia, ia ditugaskan menjadi dosen dogmatik di Seminari Tinggi Pineleng hingga tahun 1990. Antara tahun 1981 hingga 1982, ia juga kembali bertugas sebagai socius sekaligus pembina calon imam MSC, dan pada tahun 1982 hingga 1990 ia menjadi superior pembina Skolastikat MSC.
Sejak 1990 hingga 1994, ia menjadi Provinsial Provinsi MSC Indonesia. Pada 10 Juni 1994, Mgr. Mandagi ditunjuk oleh Paus Yohanes Paulus II untuk meneruskan kepemimpinan Mgr. Andreas Peter Cornelius Sol, M.S.C. di Keuskupan Amboina. Pada 18 September 1994, Mgr. Sol kemudian menjadi Penahbis Utama baginya, dengan didampingi oleh Uskup Auksilier Amboina bergelar Uskup Tituler Apisa Maius, Mgr. Josephus Tethool, M.S.C. dan Uskup Auksiler Ujung Pandang bergelar Uskup Tituler Amantia, Mgr. Johannes Liku Ada’.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, Uskup Mandagi langsung turun ke lapangan dalam menanggapi berbagai masalah yang ada dan menaruh juga fokus perhatian pada pendidikan calon imam serta pendidikan pada umumnya termasuk juga pendidikan umat. Selian itu, ia juga menempatkan kesehatan sebagai masalah utama umat dan masyarakat dan melihat betapa pentingnya Gereja terlibat dalam kehidupan dan pendidikan politik. (Laura Sobuber)