-->

SATU TAHUN MATANGGAUK DIPERINGATI DALAM NUANSA BUDAYA

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul SATU TAHUN MATANGGAUK DIPERINGATI DALAM NUANSA BUDAYA. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Rombongan Bupati Tolitoli sekaligus Raja Tolitoli ke 17 yang berjuluk Gaukan Dei Babo Lantung, Hi Mohammad Saleh Bantilan, SH., MH, tiba di lokasi Pantai Gaukan Bantilan Kelurahan Nalu disambut dengan tarian adat pada Peringatan satu tahun penobatan Raja Tolitoli (Matanggauk), Senin (10/12)
Peringatan satu tahun penobatan Raja Tolitoli atau yang dalam bahasa Tolitoli disebut Matanggauk, dilaksanakan dalam suatu acara hiburan dengan bernuansa budaya. Dalam Peringatan Matanggauk pertama tahun 2018 yang digelar di Pantai Gaukan Bantilan Kelurahan Nalu, Senin malam (10/12) ini, Raja Tolitoli ke-17 yang berjuluk Gaukan Dei Babo Lantung, Hi Mohammad Saleh Bantilan, SH., MH, mengukuhkan Ny Hj Nuraeni Bantilan menjadi Permaisuri Raja, putra tertuanya, Yapto Suryo Saputra Bantilan, menjadi Putra Mahkota dan putra kedua, Moh Besar Bantilan, menjadi Raja Muda Kedua, serta sejumlah Ketua majelis adat dan ketua kerukunan etnis yang ada di Kabupaten Tolitoli diantaranya Ketua Majelis Adat Dondo, Hi Mahmud Radjaili, Ketua Majelis Adat Dampal, Hi Bakri Dg Mallawa, Ketua Kerukunan Toraja, Drs Yusuf Rante Ta'dung, Ketua Kerukunan Minahasa, Hasan Patongai, SH, serta Ketua Kerukunan Suku Sanger, Pendeta Pietson Kumiang, dikukuhkan menjadi pendukung Raja Tolitoli, yang ditandai dengan pemasangan siga dan selempang, penyematan Pin Gaukan serta penyerahan sertifikat.
Raja Tolitoli ke 17, Hi Mohammad Saelah Bantilan memasang siga, selempang dan penyematan Pin Gaukan kepada pendukung Raja Tolitoli yang dikukuhkan pada kegiatan Peringatan satu tahun Matanggauk.
Bupati Tolitoli yang juga Raja Tolitoli ke-17, Hi Mohammad Saleh Bantilan, pada kesempatan itu mengatakan, seni dan budaya yang ada di Kabupaten Tolitoli merupakan ciri maupun identitas bangsa Indonesia sebagai khasanah budaya nasional. Olehnya itu, keberagaman seni dan budaya yang ada di daerah ini menjadi aset yang perlu terus dilestarikan dan dikembangkan.
Bupati Sekaligus raja Tolitoli ke 17 bergelar Gaukan Dei Babo Lantung, Hi Mohammad Saleh Bantilan, SH., MH.
Bupati Saleh Bantilan juga menegaskan putra daerah bukan berarti orang yang berasal dari turunan atau marga tertentu dan bukan pula hanya orang yang lahir dan dibesarkan di Tolitoli, melainkan putra daerah adalah orang yang mau bekerja dan mengabdi serta mempersembahkan karya terbaiknya bagi kemajuan daerah tercinta ini.
Peringatan satu tahun Matanggauk tahun 2018 ini dihadiri Wakil Bupati Tolitoli, Hi Abdul Rahman Hi Budding, Ketua Dewan Adat Kabupaten Tolitoli, Drs Hi Ibrahim Saudah, MBA, PhD, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para Pejabat di lingkungan Pemerintah daerah Tolitoli, Tokoh Perempuan, Tokoh Agama, Tokoh Adat serta masyarakat Tolitoli.

Reporter: FITHRIANI DG. PAREBBA
Editor    : AULIA, S.IP

Terima kasih karena telah membaca informasi tentang SATU TAHUN MATANGGAUK DIPERINGATI DALAM NUANSA BUDAYA . Silahkan membaca berita lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel