Seorang Bayi Suku Mausu Ane Meninggal Dunia di RSUD Bula
pada tanggal
Saturday, August 25, 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Sebuah kabar duka baru saja terdengar dari salah satu warga Suku Mausu Ane, Suku Pedalaman Hutan Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang beberapa waktu lalu dilanda musibah kekurangan bahan pangan.
Pasalnya, tepat pada hari Jumat (24/8) sekitar pukul 19.00 WIT anak dari Ibu Kalaksina Ipaana (26) salah satu warga Suku Mausu Ane dinyatakan meninggal dunia di RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Kalaksina Ipaana pada pertengahan bulan Agustus lalu baru melahirkan seorang bayi prematur di kamp di Dusun Siahari, Desa Morokay, lalu dibawa menuju RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Bayi berjenis kelamin perempuan tersebut mendapat penangan oleh Dokter Spesialis anak, dr Hasrisa Eka P, Msc, Sp.A. Bayi tersebut dirawat secara intensif dan perlu penanganan secara serius karena dilahirkan pramatur dengan berat badan hanya mencapai 910 gram.
Pada kenyataannya bayi yang dilahirkan prematur seperti bayi Ibu Kalaksina Ipaana cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan normal.
Sampai sekarang, penyebab meninggalnya bayi manis tersebut memang belum diketahui. Namun, tentunya kepergiannya bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Semoga orangtua, keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan.
Sementara saat ini, Danramil 1502-05/Wahai Kapten Cba La Ode Makruf sedang berkoordinasi dengan pihak keluarga dan rumah sakit terkait rencana pemakaman. (Pendam16)
Pasalnya, tepat pada hari Jumat (24/8) sekitar pukul 19.00 WIT anak dari Ibu Kalaksina Ipaana (26) salah satu warga Suku Mausu Ane dinyatakan meninggal dunia di RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Kalaksina Ipaana pada pertengahan bulan Agustus lalu baru melahirkan seorang bayi prematur di kamp di Dusun Siahari, Desa Morokay, lalu dibawa menuju RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Bayi berjenis kelamin perempuan tersebut mendapat penangan oleh Dokter Spesialis anak, dr Hasrisa Eka P, Msc, Sp.A. Bayi tersebut dirawat secara intensif dan perlu penanganan secara serius karena dilahirkan pramatur dengan berat badan hanya mencapai 910 gram.
Pada kenyataannya bayi yang dilahirkan prematur seperti bayi Ibu Kalaksina Ipaana cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan normal.
Sampai sekarang, penyebab meninggalnya bayi manis tersebut memang belum diketahui. Namun, tentunya kepergiannya bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Semoga orangtua, keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan.
Sementara saat ini, Danramil 1502-05/Wahai Kapten Cba La Ode Makruf sedang berkoordinasi dengan pihak keluarga dan rumah sakit terkait rencana pemakaman. (Pendam16)