-->

Giant Hypermarket, Kejatuhan Toko Ritel Akibat Turunnya Popularitas Pasar Modern

Giant Hypermarket, Kejatuhan Toko Ritel Akibat Turunnya Popularitas Pasar Modern.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - 395 gerai Giant Hypermarket tidak lagi beroperasi di Indonesia sejak Minggu 1 Agustus 2021 akibat turunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Patrik Lindvall pada akhir Mei 2021, keputusan penutupan ritel Giant tersebut merupakan bagian dari langkah Hero yang akan lebih fokus pada pengembangan gerai merek lainnya, yaitu IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.

“Keputusan besar seperti ini tidaklah mudah, tetapi kami percaya keputusan ini perlu diambil untuk kepentingan jangka panjang PT Hero Supermarket Tbk,” ujar Patrik.

Keputusan menutup seluruh gerai Giant di Indonesia mulai dilakukan pada Juli 2021 hingga awal Agustus 2021.

Hero kemudian mengubah beberapa gerai Giant yang strategis menjadi gerai kecil IKEA dan Hero Supermarket untuk memperluas pelayanan pelanggan.

Tutupnya Giant ini menambah daftar ritel yang menutup bisnisnya di Indonesia, seperti Centro dan 7-Eleven. 

Sejarah Giant

Giant sendiri merupakan jaringan toko swalayan berupa hypermarket dan supermarket yang menjual produk sandang seperti makanan dan barang kebutuhan hidup dan sehari-hari.

Perusahaan ini didirikan pada 1944 sebagai sebuah toko kecil milik keluarga Teng Meng Chun di Sentul Pasar, Kuala Lumpur, Malaysia.

Bisnis Giant kemudian berkembang seiring dengan dibukanya Teng Minimarket Centre di Bangsar pada 1974.

Pada 1999, Dairy Farm International Holdings membeli 90% kepemilikan usaha, sementara keluarga Teng memiliki sisanya.

Hingga 2003, perusahaan pemilik Giant berganti nama menjadi Dairy Farm Giant Retail Sdn Bhd dan beroperasi sebagai anak perusahaan Dairy Farm International Holdings Limited. Namanya kemudian berubah menjadi GCH Retail (Malaysia) Sdn Bhd.

Di Indonesia, Giant dikelola oleh perusahaan Hero Group. Awalnya pola bisnis yang dibangun MS Kurnia adalah minimarket, namun berubah menjadi Giant untuk segmen hypermarket.

Giant Hypermarket pertama dibuka di Indonesia pada 2002, berlokasi di Villa Melati Tangerang. Sebagai tambahan untuk kekuatan di segmen ritel, saham Hero Group menjadi lebih besar dengan adanya Giant sebagai hypermarket internasional.

Segmentasi Giant adalah para pelanggan yang menginginkan belanja dengan harga yang hemat, sehingga hal itu diyakini tidak mengganggu jalannya Hero Supermarket.

Mulai tahun 2013, bisnis Giant mengalami perubahan identitas. Giant Hypermarket menjadi Giant Extra, sedangkan Giant Supermarket menjadi Giant Express. Perubahan itu juga diikuti dengan perubahan konsep dan pembedaan yang jelas antara kedua format tersebut.

Giant Ekstra menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan produk yang lengkap untuk kebutuhan bulanan konsumen. Sedangkan Giant Ekspres menjadi pemimpin pasar dalam harga murah dengan pelayanan cepat untuk melayani kebutuhan mingguan konsumen.

Selain di Indonesia, Giant juga berkembang ke Singapura dan Vietnam. Meskipun demikian pada Februari 2018, kelompok usaha tersebut menyerahkan 100% kepemilikan usahanya di Vietnam kepada Asia Investment Supermarket Trading Co. Ltd. (AISTC).

Langkah tersebut membuat hipermarket yang ada di Vietnam menjadi dioperasikan oleh Auchan Retail Vietnam dan kelompok usaha Giant mendapatkan pendanaan sebesar US$6,4 juta yang menyebabkan Giant keluar dari bisnisnya di Vietnam.

Sejak 2017, Giant dan berbagai bisnis retail di Malaysia mengalami penurunan performa akibat tingginya biaya operasional, menurunnya daya beli masyarakat, serta meningkatnya kompetisi dengan supermarket kecil, pasar retail, dan toko online.

Pada 2019, enam gerai Giant di Malaysia ditutup. Gerai yang ditutup terdiri dari 2 hipermarket dan 2 supermarket Cold Storage di Selangor, 1 gerai di Kedah, Perak, dan 1 gerai di Kuala Lumpur.

Giant juga meninggalkan pasar Sabah and Sarawak. Terdapat sekitar 16 gerai di Sabah dan Serawak yang dialihkan kepemilikannya ke pelaku bisnis lokal.

Hal yang sama juga terjadi di Singapura, ditandai dengan ditutupnya dua gerai di Bukit Panjang dan Jalan Tenteram di Whampoa estate, serta hipermarket VivoCity pada 2019.(Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel