Anies Baswedan Saksikan Pasien COVID-19 Meninggal Saat Inspeksi di RSUD Cengkareng
pada tanggal
Monday, January 25, 2021
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara tak sengaja
menyaksikan pasien Covid-19 meninggal saat melakukan inspeksi ke RSUD Cengkareng, Sabtu, 23 Januari 2021. Ia menyaksikan dari layar kamera monitor yang dipasang di rumah sakit itu memperlihatkan pasien Covid-19 ditutup kain putih tanda sudah tak bernyawa.
"Pasien itu baru saja ditutup kain putih. Ikhtiar manusia berhenti di situ. Semua alat dilepas, ia telah jadi jenazah. Kematian dalam kesendirian, tanpa ada keluarga di sampingnya," tulisnya di akun Instagramnya, Ahad, 24 Januari 2021.
Anies mengisahkan, peristiwa itu terjadi pada siang pukul 14. "Berdiri di depan layar tv, di ruang kontrol yang memonitor setiap pasien ICU, kami menyaksikan dari dekat.
Peristiwa itu dekat. Apalagi kain putih itu menutup wajah dan badan orang yang kita kenal. Momen yang tak berjarak," ia menambahkan.
Setelah itu, suami Fery Farhati ini menemui keluarganya di depan pintu kamar jenazah. Ia merasakan kedukaan yang dirasakan keluarga. "Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan," ujarnya.
Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, kata Anies, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur.
Anies mengingatkan, bahwa Virus Corona bukan kisah fiksi, tapi nyata, dan tidak sekadar angka statistik. "Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular COVID-19 dan berujung pada kematian," ujarnya.
Ia mengingatkan, penularan terbanyak saat ini justru merupakan klaster keluarga. Satu orang terpapar, biasanya akan menularkan anggota keluarga lainnya. Yang mencemaskan, dari fakta saat ini, justru yang paling banyak terpapar adalah usia muda tapi yang paling banyak meninggal adalah kelompok usia lanjut.
Gubernur Anies mengingatkan agar masyarakat bersama mencegah penularan virus. "Kurangi kegiatan di luar rumah, kecuali mendesak dan mendasar. Saat pulang, maka taati protokol kesehatan. Mencuci tangan, memakai masker dan hindari kontak fisik dengan keluarga," tulisnya.
Ia menyadari mengenakan masker itu tidak nyaman. "Tapi terkena COVID-19 itu jauh lebih tidak nyaman." Begitu pula berjarak dan tak bersalaman memang terasa aneh apalagi kepada keluarga sendiri. "Tapi ingatlah terpisah untuk isolasi bahkan berpisah selamanya itu jauh amat tidak nyaman. Jadi jangan lelah, jangan lengah," kata Anies Baswedan. Ia sendiri pernah mengalami positif Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah Gubernur DKI Jakarta. (Tempo.co)
menyaksikan pasien Covid-19 meninggal saat melakukan inspeksi ke RSUD Cengkareng, Sabtu, 23 Januari 2021. Ia menyaksikan dari layar kamera monitor yang dipasang di rumah sakit itu memperlihatkan pasien Covid-19 ditutup kain putih tanda sudah tak bernyawa.
"Pasien itu baru saja ditutup kain putih. Ikhtiar manusia berhenti di situ. Semua alat dilepas, ia telah jadi jenazah. Kematian dalam kesendirian, tanpa ada keluarga di sampingnya," tulisnya di akun Instagramnya, Ahad, 24 Januari 2021.
Anies mengisahkan, peristiwa itu terjadi pada siang pukul 14. "Berdiri di depan layar tv, di ruang kontrol yang memonitor setiap pasien ICU, kami menyaksikan dari dekat.
Peristiwa itu dekat. Apalagi kain putih itu menutup wajah dan badan orang yang kita kenal. Momen yang tak berjarak," ia menambahkan.
Setelah itu, suami Fery Farhati ini menemui keluarganya di depan pintu kamar jenazah. Ia merasakan kedukaan yang dirasakan keluarga. "Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan," ujarnya.
Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, kata Anies, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur.
Anies mengingatkan, bahwa Virus Corona bukan kisah fiksi, tapi nyata, dan tidak sekadar angka statistik. "Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular COVID-19 dan berujung pada kematian," ujarnya.
Ia mengingatkan, penularan terbanyak saat ini justru merupakan klaster keluarga. Satu orang terpapar, biasanya akan menularkan anggota keluarga lainnya. Yang mencemaskan, dari fakta saat ini, justru yang paling banyak terpapar adalah usia muda tapi yang paling banyak meninggal adalah kelompok usia lanjut.
Gubernur Anies mengingatkan agar masyarakat bersama mencegah penularan virus. "Kurangi kegiatan di luar rumah, kecuali mendesak dan mendasar. Saat pulang, maka taati protokol kesehatan. Mencuci tangan, memakai masker dan hindari kontak fisik dengan keluarga," tulisnya.
Ia menyadari mengenakan masker itu tidak nyaman. "Tapi terkena COVID-19 itu jauh lebih tidak nyaman." Begitu pula berjarak dan tak bersalaman memang terasa aneh apalagi kepada keluarga sendiri. "Tapi ingatlah terpisah untuk isolasi bahkan berpisah selamanya itu jauh amat tidak nyaman. Jadi jangan lelah, jangan lengah," kata Anies Baswedan. Ia sendiri pernah mengalami positif Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah Gubernur DKI Jakarta. (Tempo.co)