Masyarakat Adat Port Numbay Tolak Pergantian Nama Venue Tenis
JAYAPURAKOTA – Warga Port Numbay palang venue tenis yang terletak di kantor walikota Jayapura, Kamis, 22 Oktober 2020. Pemalangan dilakukan dengan menutup seluruh akses jalan masuk dengan timbunan tanah dan pamphlet.
Kepala suku Hamadi, Mahbi Hamadi mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan adanya pergantian nama lapangan tenis bertaraf internasional, yang direncanakan diganti oleh gubernur Papua dengan nama Wonda Lambu. Ditegaskan Mahbi Hamadi, nama Sian Soor merupakan nama dari leluhur sehingga tidak boleh dirubah oleh siapa pun.
“Nama dari provinsi kami tolak karena tidak berkaitan dengan adat. Kami juga tidak tahu Wonda Lambu itu siapa. Tolong hargai adat. Nama Sian Soor baru resmi,” tegasnya.
Dirinya juga menegaskan akan tetap bertahan hingga kepastian nama Sian Soor digunakan, sebagai nama lapangan tenis yang merupakan salah satu venue mendukung pelaksanaan PON XX. “Kami pihak adat mendukung PON hanya nama tempat yang kami tolak,” tegasnya lagi.
Sementara itu, pemuda Port Numbay distrik Heram juga tolak penamaan lapangan tenis dengan Wonda Lambu. Hal itu dilakukan saat mendatangi lapangan tenis Sian Soor, Kamis, 22 Oktober 2020. Kedatangan mereka membawa sejumlah spanduk bertulisakan menolak penggantian nama lapangan tenis.
Salah satu pemuda, Brian Mebri menegaskan, pemerintah provinsi harus menghargai kearifan lokal yang ada di Negeri Port Numbay, tidak boleh asal ganti nama tanpa melibatkan orang asli Port Numbay. Hal serupa disampaikan Emo Mebri, yang menegaskan tuntutan mereka harus segera terakomodir, agar nama Sian Soor tidak dirubah. (Humas)
The post Masyarakat Adat Port Numbay Tolak Pergantian Nama Venue Tenis appeared first on Humas Pemerintah Kota Jayapura.