Gugatan Pembatalan Domain Generik .Amazon Akan Diputuskan Segera
pada tanggal
Monday, April 8, 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Gugatan Amazon Cooperation Treaty Organization (ACTO) yang terdiri dari 8 negara di Amerika Selatan yang memiliki wilayah hutan Amazon atas rencana perusahaan retail online Amazon Inc. yang akan mengelola alamat domain generik utama atau generic top-level domains (gTLD) ".amazon" akan diputuskan dalam waktu dekat.
8 negara itu yakni Bolivia, Brazil, Ekuador, Guyana, Kolombia, Peru, Suriname dan Venezuela menyatakan pengelolaan domain tersebut akan memberikan pengaruh buruk terhadap wilayah kedaulatan mereka.
Menurut BBC, Amazon dalam proposalnya menyatakan akan menggunakannya hanya untuk domain yang relevan dengan konten mereka seperti "books.amazon" atau "kindle.amazon".
Namun negara itu mempertanyakan penyalahgunaan yang terjadi saat mereka menggunakannya untuk "tourism.amazon" atau "travel.amazon". Sebab menciptakan kesan bahwa ini mempromosikan wisata di wilayah mereka.
Mereka menyatakan dalam surat terbukanya ke asosiasi internasional pengelola domain atau ICANN pada bulan Maret, bahwa negara-negara Amazon tidak pernah mencari untung dari penyalahgunaan domain ini.
"Kami tidak mencari kompensasi uang maupun fasilitas gratis berupa second-level dari doman tersebut. Ini masalah kedaulatan dari kami semua dan tawaran untuk berbagi dengan perusahan Amazon adalah sebuah kompromi yang harus dituntaskan," tegas Dubes Ekuador untuk Amerika Serikat, Fransisco Carrion mewakili ACTO dalam surat tersebut.
Batas akhir sengketa ini adalah Minggu (07/04/2019) dan Amazon sama sekali tidak memberikan tanggapan terhadap penolakan ini. Vice Presiden Amazon, Brian Huseman menyatakan pihaknya memiliki niat baik dalam mengelola domain itu.
"Kami tidak akan menggunakan TLD ini untuk hal-hal yang mengecoh," ujarnya.
Mereka juga telah menawarkan kerjasama dengan 8 negara itu guna memblokir kata-kata yang sensitif dengan kepentingan masing-masing negara serta mendukung penggunaan saran domain mereka yang baru yakni ".amazonia" dan ".amazonas"
Tawaran ini juga termasuk janji senilai Rp70 miliar kepada 8 negara untuk menggunakan aplikasi mereka secara gratis. Namun semua tawaran itu ditolak.
Kasus sengketa domain sendiri pernah perjadi pada beberapa TLD diantaranya ".patagonia", ".bar" dan ".africa".
Domain .patagonia dibatalkan oleh negara Argentina dan Chile setelah diusung penggunaannya oleh perusahaan pakaian asal Amerika Serikat, Patagonia. Domain .bar disepakati pengelolaannya oleh perusahaan asal Meksiko stelah adanya persetujuan oleh pemerintah kota Bar, Montenegro; Selanjutnya domain . africa pada 2016 disetujui penggunaannya oleh yayasan asal Johanesburg, Afrikas Selatan setelah mendapat restu dari tiga perempat negara di benua itu. (Albert Batlayeri)
8 negara itu yakni Bolivia, Brazil, Ekuador, Guyana, Kolombia, Peru, Suriname dan Venezuela menyatakan pengelolaan domain tersebut akan memberikan pengaruh buruk terhadap wilayah kedaulatan mereka.
Menurut BBC, Amazon dalam proposalnya menyatakan akan menggunakannya hanya untuk domain yang relevan dengan konten mereka seperti "books.amazon" atau "kindle.amazon".
Namun negara itu mempertanyakan penyalahgunaan yang terjadi saat mereka menggunakannya untuk "tourism.amazon" atau "travel.amazon". Sebab menciptakan kesan bahwa ini mempromosikan wisata di wilayah mereka.
Mereka menyatakan dalam surat terbukanya ke asosiasi internasional pengelola domain atau ICANN pada bulan Maret, bahwa negara-negara Amazon tidak pernah mencari untung dari penyalahgunaan domain ini.
"Kami tidak mencari kompensasi uang maupun fasilitas gratis berupa second-level dari doman tersebut. Ini masalah kedaulatan dari kami semua dan tawaran untuk berbagi dengan perusahan Amazon adalah sebuah kompromi yang harus dituntaskan," tegas Dubes Ekuador untuk Amerika Serikat, Fransisco Carrion mewakili ACTO dalam surat tersebut.
Batas akhir sengketa ini adalah Minggu (07/04/2019) dan Amazon sama sekali tidak memberikan tanggapan terhadap penolakan ini. Vice Presiden Amazon, Brian Huseman menyatakan pihaknya memiliki niat baik dalam mengelola domain itu.
"Kami tidak akan menggunakan TLD ini untuk hal-hal yang mengecoh," ujarnya.
Mereka juga telah menawarkan kerjasama dengan 8 negara itu guna memblokir kata-kata yang sensitif dengan kepentingan masing-masing negara serta mendukung penggunaan saran domain mereka yang baru yakni ".amazonia" dan ".amazonas"
Tawaran ini juga termasuk janji senilai Rp70 miliar kepada 8 negara untuk menggunakan aplikasi mereka secara gratis. Namun semua tawaran itu ditolak.
Kasus sengketa domain sendiri pernah perjadi pada beberapa TLD diantaranya ".patagonia", ".bar" dan ".africa".
Domain .patagonia dibatalkan oleh negara Argentina dan Chile setelah diusung penggunaannya oleh perusahaan pakaian asal Amerika Serikat, Patagonia. Domain .bar disepakati pengelolaannya oleh perusahaan asal Meksiko stelah adanya persetujuan oleh pemerintah kota Bar, Montenegro; Selanjutnya domain . africa pada 2016 disetujui penggunaannya oleh yayasan asal Johanesburg, Afrikas Selatan setelah mendapat restu dari tiga perempat negara di benua itu. (Albert Batlayeri)