Rainy Day Literary, Banjarbaru Diharapkan jadi Ibukota Sastra Kalimantan
BANJARBARU, BBCOM - Deretan payung membentang saat pembukaan Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival, Jumat (30/11/18) malam di Street Stage Minggu Raya.
Rintik hujan yang turun menambah estetika tersendiri serta memanjakan mata kala kegiatan dibuka. Event yang merupakan sebuah festival sastra ini bertujuan mempromosikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar serta puisi dan prosa secara nasional dan internasional.
Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani dalam sambutannya menyampaikan keinginan untuk menjadikan Banjarbaru sebagai ibukota Kesastraan dan Kebudayaan Kalimantan. “Banyak kegiatan seni dan sastra yang digelar rutin di Banjarbaru, antaranya lain poetry inaction, tadarus puisi, akademi bangku panjang dan pembacaan pusi bagi tamu yang datang ke Minggu Raya. Apalagi produktivitas penulis sastra Banjarbaru adalah yang paling tinggi di region Kalimantan,” ujar orang nomor satu di Banjarbaru ini.
H Nadjmi berharap dengan digelarnya event ini, Banjarbaru tidak hanya dikenal di level nasional, tapi juga di level internasional. Di tahun keduanya, kegiatan ini tidak hanya diikuti seniman dan budayawan daerah saja, tapi juga diikuti oleh peserta dari negara lain, sehingga event ini bisa dikatakan sebagai event sastra internasional.
Pembukaan Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2018 juga dihadiri oleh Pustakawan Ahli Utama dari Perpustakaan Nasional, Dedy Junaidi; Kepala Arsip Nasional RI, Mustari Irawan dan Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ricky Joseph Pesik. Selain itu juga hadir seniman dan sastrawan tingkat nasional dan internasional. (nirya/sip).
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Rainy Day Literary, Banjarbaru Diharapkan jadi Ibukota Sastra Kalimantan . Silahkan membaca berita lainnya.