Di Balik Pemecahan Rekor MURI, Begini Rupanya Sejarah Nasi Astakona khas Banjar
BERITABANJARMASIN.COM - Masih banyak masyarakat Kalimantan Selatan yang tidak mengetahui kuliner langka khas Banjar yang satu ini. Nasi Astakona namanya, kuliner ini lahir dari tradisi di Kesultanan Banjar tempo dulu. Biasanya disajikan untuk tamu istimewa di Kesultanan Banjar.
foto: handilbakti
Dalam waktu dekat kuliner khas Banjar yang tergolong langka ini bakal diperkenalkan lagi ke publik oleh Pemkot Banjarmasin dalam gelaran bertajuk Festival Kuliner Banjar 2018. Selain itu juga akan diadakan pemecahan rekor MURI, nasi Astakona terbesar dan peluncuran buku nasi Astakona. Festival ini akan digelar 7-9 Desember, di Siring Pemkot Banjarmasin Jalan RE Martadinata.
Nasi Astakona dari tampilannya cukup berbeda dengan nasi tumpeng. Jika nasi tumpeng berbentuk kerucut ke atas, nasi Astakona disajikan bertingkat-tingkat. Di dalam sajian Nasi Astakona, juga dimasukkan lauk udang yang besar, atau biasa disebut masyarakat Banjar undang galah. Udang jenis ini cukup mahal.
Di Banjarmasin sendiri, sangat jarang nasi Astakona disajikan dalam acara-acara resmi pemerintahan maupun perkawinan. Namun belakangan nasi Astakona mulai kembali diangkat dan disajikan. Harga nasi Astakona cukup mahal, untuk satu penyajian. Satu penyajian diperkirakan bisa menjadi 10 porsi.
Dari berbagai sumber yang disarikan BeritaBanjarmasin.com, Astakona sendiri adalah suatu istilah dari sastra Indonesia lama yang berarti segi banyak. Nasi astakona merupakan gambaran dari banyaknya sajian dari yang dihidangkan pada suatu tempat, khusus dari talam yang bertumpang ‘banyak’ tiga atau lima susun. (sip/sip)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Di Balik Pemecahan Rekor MURI, Begini Rupanya Sejarah Nasi Astakona khas Banjar . Silahkan membaca berita lainnya.