Sahulata Gelar Dansa Ronda Pisang, Eratkan Persaudaraan
pada tanggal
Sunday, November 25, 2018
Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Sahulata Gelar Dansa Ronda Pisang, Eratkan Persaudaraan. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Ambon,mollucastimes.com-Dalam rangka terus mengeratkan tali persaudaraan diantara sesama basudara, Persekutuan Keluarga Besar Sahulata menggelar Dansa Ronda Pisang di Negeri Ema, Senin malam 19/11/18.
Menurut Pembina Persekutuan Keluarga Besar Sahulata, Hengky Sahulata, kegiatan ini merupakan tradisi anak cucu terutama di negeri-negeri Kecamatan Leitimur Selatan yang memiliki tujuan utama yaitu menyatukan ikatan keluarga yang terpisah satu dengan yang lain.
"Dansa Ronda Pisang ini merupakan tradisi bagaimana caranya menyatukan ikatan keluarga yang terpisah satu dengan yang lain disebabkan karena tempat tinggal maupun juga tuntutan pekerjaan. Tradisi ini telah dilakukan turun temurun oleh orang tua kita dan harus dilestarikan, biasanya diselenggarakan pada akhir tahun. Selain itu juga Dansa Ronda Pisang ini juga dilakukan untuk pengembangan organisasi dan pembinaan misalnya mengumpulkan dana bagi kegiatan lainnya, tidak terkecuali bagi Persekutuan Keluarga Besar Sahulata," jelasnya.
Hal ini dibenarkan juga oleh Ketua Panitia Natal 2018 Keluarga Besar Sahulata, Reyn Sahulata.
"Malam ini (Senin-red)kami menggelar Dansa Ronda Pisang juga untuk mencari dana bagi kegiatan Natal Keluarga Besar Sahulata. Ada 8 tandan pisang yang akan dipotong oleh 8 orang donatur. Dan puji Tuhan dari Dansa Ronda Pisang terkumpul dana sebesar 22 juta rupiah," akunya.
Dansa Ronda Pisang biasanya akan ditutup dengan Katreji. Untuk mengikuti Dansa ini, setiap tamu diwajibkan menggunakan busana Kebaya Dansa untuk wanita dan Baniang untuk pria. Ada dua lokasi yang digunakan, pertama untuk Katreji kemudian lokasi lainnya yang ditempatkan pohon pisang dengan tandannya.
Jumlah donatur disesuaikan dengan jumlah pisang yang akan dipotong. Undangan dan donatur yang berpasangan akan memutari pisang sambil mengikuti irama musik sebanyak jumlah pisang melewati lingkaran yang telah dipagari dengan daun kelapa sebanyak 6 jalur masing-masing 4 jalur kiri dan kanan sementara pisang berada ditengah.
Mengakhiri putaran pertama, undangan yang pria dipersilahkan untuk memotong pohon pisang, sementara pasangan wanitanya memberikan uang sesuai kemampuan dalam kotak yang dipegang oleh dua orang. Sementara donatur akan memotong pisang dengan menyebutkan nominal uang yang akan diberikan ganti pisang yang dipotong. Usai donatur pertama memotong pisang, para undangan terus berirama sambil masuk ke lokasi katreji mengikuti arahan dari pemimpin katreji. Demikian juga untuk donatur kedua dan selanjutnya hingga genap jumlah donatur yang akan memotong pisang.
Jika ada 8 tandan pisang, maka ada 8 donatur dan 8 kali para undangan serta para donatur bersama pasangan harus mengitari pisang melewati 6 jalur kiri kanan. Kegiatan ini dilakukan seterusnya hingga selesai 8 tandan pisang dipotong oleh donatur terakhir. Dansa Ronda Pisang di dipandu oleh MC yang tidak asing lagi di Negeri Ema, Teny Tanihatu.
Kegiatan diakhiri dengan membuat 'Kaki Baabu'. Istilah ini bagi masyarakat Negeri Ema sangat populer. Yang pastinya Katreji seperti yang ada di semua Negeri Adat di Kota Ambon menyisakan keringat dan kaki yang berdebu karena Katreji mengharuskan berdansa, sambil berlari sesuai dengan aba-aba pemimpin Katreji, Oman Palapessy.
Karena itulah, Dansa Ronda Pisang merupakan tradisi leluhur yang harus dirawat serta dilestarikan sebab menjadi modal pariwisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.(MT-01)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sahulata Gelar Dansa Ronda Pisang, Eratkan Persaudaraan . Silahkan membaca berita lainnya.
Menurut Pembina Persekutuan Keluarga Besar Sahulata, Hengky Sahulata, kegiatan ini merupakan tradisi anak cucu terutama di negeri-negeri Kecamatan Leitimur Selatan yang memiliki tujuan utama yaitu menyatukan ikatan keluarga yang terpisah satu dengan yang lain.
"Dansa Ronda Pisang ini merupakan tradisi bagaimana caranya menyatukan ikatan keluarga yang terpisah satu dengan yang lain disebabkan karena tempat tinggal maupun juga tuntutan pekerjaan. Tradisi ini telah dilakukan turun temurun oleh orang tua kita dan harus dilestarikan, biasanya diselenggarakan pada akhir tahun. Selain itu juga Dansa Ronda Pisang ini juga dilakukan untuk pengembangan organisasi dan pembinaan misalnya mengumpulkan dana bagi kegiatan lainnya, tidak terkecuali bagi Persekutuan Keluarga Besar Sahulata," jelasnya.
Hal ini dibenarkan juga oleh Ketua Panitia Natal 2018 Keluarga Besar Sahulata, Reyn Sahulata.
"Malam ini (Senin-red)kami menggelar Dansa Ronda Pisang juga untuk mencari dana bagi kegiatan Natal Keluarga Besar Sahulata. Ada 8 tandan pisang yang akan dipotong oleh 8 orang donatur. Dan puji Tuhan dari Dansa Ronda Pisang terkumpul dana sebesar 22 juta rupiah," akunya.
Dansa Ronda Pisang biasanya akan ditutup dengan Katreji. Untuk mengikuti Dansa ini, setiap tamu diwajibkan menggunakan busana Kebaya Dansa untuk wanita dan Baniang untuk pria. Ada dua lokasi yang digunakan, pertama untuk Katreji kemudian lokasi lainnya yang ditempatkan pohon pisang dengan tandannya.
Jumlah donatur disesuaikan dengan jumlah pisang yang akan dipotong. Undangan dan donatur yang berpasangan akan memutari pisang sambil mengikuti irama musik sebanyak jumlah pisang melewati lingkaran yang telah dipagari dengan daun kelapa sebanyak 6 jalur masing-masing 4 jalur kiri dan kanan sementara pisang berada ditengah.
Mengakhiri putaran pertama, undangan yang pria dipersilahkan untuk memotong pohon pisang, sementara pasangan wanitanya memberikan uang sesuai kemampuan dalam kotak yang dipegang oleh dua orang. Sementara donatur akan memotong pisang dengan menyebutkan nominal uang yang akan diberikan ganti pisang yang dipotong. Usai donatur pertama memotong pisang, para undangan terus berirama sambil masuk ke lokasi katreji mengikuti arahan dari pemimpin katreji. Demikian juga untuk donatur kedua dan selanjutnya hingga genap jumlah donatur yang akan memotong pisang.
Jika ada 8 tandan pisang, maka ada 8 donatur dan 8 kali para undangan serta para donatur bersama pasangan harus mengitari pisang melewati 6 jalur kiri kanan. Kegiatan ini dilakukan seterusnya hingga selesai 8 tandan pisang dipotong oleh donatur terakhir. Dansa Ronda Pisang di dipandu oleh MC yang tidak asing lagi di Negeri Ema, Teny Tanihatu.
Kegiatan diakhiri dengan membuat 'Kaki Baabu'. Istilah ini bagi masyarakat Negeri Ema sangat populer. Yang pastinya Katreji seperti yang ada di semua Negeri Adat di Kota Ambon menyisakan keringat dan kaki yang berdebu karena Katreji mengharuskan berdansa, sambil berlari sesuai dengan aba-aba pemimpin Katreji, Oman Palapessy.
Karena itulah, Dansa Ronda Pisang merupakan tradisi leluhur yang harus dirawat serta dilestarikan sebab menjadi modal pariwisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.(MT-01)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sahulata Gelar Dansa Ronda Pisang, Eratkan Persaudaraan . Silahkan membaca berita lainnya.