Dana Fiktif Distanak Muba Rp 125 Juta , Hewan Kelelawar ( Kampret) Dan Kadis Pening, Ini Kisahnya
pada tanggal
Wednesday, October 17, 2018
Ket Foto : Dana Fiktif Distanak Muba Rp 125 Juta , Hewan Kelelawar ( Kampret) Dan Kadis Pening
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Musi Banyuasin ( MUBA) | Rabu ( 17/10 ), Sejak memarkirkan kendaraannya di halaman kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), awak media ini sudah disambut cicit kicauan anak-anak binatang kelelawar alias Kampret , serta bau yang menusuk hidung. Kondisi gedung kantor ini sangat memprihatinkan nampak lantai gedung kantor jorok oleh karena kotoran hewan Kampret berserakan di mana-mana.
Sepertinya gedung kantor milik Pemda Muba ini tidak memberikan sambutan yang menyenangkan bagi tamunya, terlebih ketika hendak menemui kepala dinas, tanpa terlebih dulu ditanya ada keperluan apa, sang kepala dinas, Ir. A. Thamrin, melalui stafnya, mengatakan, ”Bapak sedang pening dan banyak gawe (pekerjaan) lain kali saja” ucapnya dengan ketus.
Sebenarnya maksud kedatangan awak media ini hendak konfirmasi mengenai dana pemeliharaan gedung sebesar 125 000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah) yang diduga fiktif, sekaligus juga untuk menanyakan mengapa gedung kantor yang terletak di Jalan Merdeka Kabupaten Muba ini kondisinya sangat memprihatinkan, solusi apa untuk mengatasinya sehingga baik dan nyaman.
Ternyata bukan hanya gedung kantornya saja yang tidak kondusif dan ramah, pimpinan tertinggi Dinas di kabupaten yang belasan kali mendapat Adipura inipun juga tidak ramah kepada wartawan, entah mengapa.
Kondisi gedung kantor yang rusak, kotor dan bau ini sebenarnya sudah lama, entah kenapa pihak Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Muba, sampai berita ini dibuat, tidak mampu mengatasinya. Adapun yang menjadi penyebab kondisi yang memprihatinkan ini adalah adanya kelelawar yang bersarang di dalamnya, binatang malam ini jumlahnya diperkirakan sampai ribuan.
Menurut informasi salah satu pejabatnya, binatang yang seram ini berasal dari gedung Sekretariat Pemda (Setda) Muba yang bermigrasi ke gedung ini. Tapi aneh bin ajaib entah mengapa dari puluhan gedung kantor instansi milik negara, baik kantor Pemda, SKPD/OPD dan FKPD yang ada di Sekayu, hanya gedung kantor Distanak yang menjadi pilihan satu-satunya binatang “vampir”untuk bermigrasi, sedangkan gedung-gedung lain yang lebih dekat dengan kantor Setda tidak dihuni oleh makluk yang tidurnya menggelantung ini.
Beberapa teman dan warga Kecamatan Sekayu secara bergurau mengatakan bahwa, wajar mereka (binatang kelelawar) itu memilih bersarang di gedung kantor tersebut, sesuai dengan namanya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan; selain sapi, kambing, ayam, dan lain-lain, kelelawar adalah salah satu hewan yang bisa diternakkan, jadi mereka tidak salah memilih tempat tinggal bagi mereka, itu juga sebabnya mereka tidak mau pindah dari gedung itu, karena itulah tempat yang cocok atau habitat bagi mereka.
Setahun sebelumnya, Thamrin, mengatakan bahwa sudah berbagai upaya telah dicoba untuk mengusir kelelawar-kelelawar ini, misalnya dengan memasang lampu sorot, disemprot, ditaruh caluk (terasi) ], dipasang jaring dan lain-lain tapi binatang ini masih juga bertahan tidak mau pergi.
Inilah yang mengakibatkan atap plafon gedung kantor menjadi rusak, karena dipenuhi air kencing dan kotoran binatang, bahkan selain menumpuk diatas plafon, kotoran itu juga merembet ke dinding, dan berserakan di lantai gedung kantor.
Salah satu staf kantor yang tidak mau disebutkan namanya, ketika ditanyakan padanya, bagaimana rasanya bekerja di kantor dengan kondisi seperti ini, dia mengatakan, ”Ya tentunya tidak nyaman lah pak, siapa juga yang merasa nyaman kalau seperti ini (maksudnya: bau dan kotor), tapi harus bagaimana lagi, ya mau tidak mau jalani saja,” jawabnya.
Tokoh Masyarakat Sekayu, Muhamad Nur, mengatakan, ”Menurut saya ini darurat, dan harus segera dicarikan solusinya secepat mungkin, jangan sampai sampai berlarut-larut, karena selain pegawai-pegawai yang ada terganggu kenyamanannya dalam bekerja, kotoran kotoran binatang yang semakin hari semakin banyak itu juga dapat merusak kesehatan para pegawai didalamnya. Gedung kantor distanak juga semakin lama semakin kotor dan bau, selain itu juga semakin parah kesrusakaannya, ini berlaku juga untuk gedung Setda Muba yang saya dengar juga masih banyak kelelawarnya.
Saya kira Pemda dan DPRD Muba, harus duduk bersama untuk mencarikan solusinya, karena ini aset negara, baik para pegawai maupun gedungnya adalah aset negara, yang perlu deselamatkan, dijaga, dipelihara dan ditingkatkan mutu dan keberadaannya. (agus)
Editor Berita : Rahardja
Penanggung Jawab Berita Obor panjaitan
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Dana Fiktif Distanak Muba Rp 125 Juta , Hewan Kelelawar ( Kampret) Dan Kadis Pening, Ini Kisahnya . Silahkan membaca berita lainnya.
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Musi Banyuasin ( MUBA) | Rabu ( 17/10 ), Sejak memarkirkan kendaraannya di halaman kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), awak media ini sudah disambut cicit kicauan anak-anak binatang kelelawar alias Kampret , serta bau yang menusuk hidung. Kondisi gedung kantor ini sangat memprihatinkan nampak lantai gedung kantor jorok oleh karena kotoran hewan Kampret berserakan di mana-mana.
Sepertinya gedung kantor milik Pemda Muba ini tidak memberikan sambutan yang menyenangkan bagi tamunya, terlebih ketika hendak menemui kepala dinas, tanpa terlebih dulu ditanya ada keperluan apa, sang kepala dinas, Ir. A. Thamrin, melalui stafnya, mengatakan, ”Bapak sedang pening dan banyak gawe (pekerjaan) lain kali saja” ucapnya dengan ketus.
Sebenarnya maksud kedatangan awak media ini hendak konfirmasi mengenai dana pemeliharaan gedung sebesar 125 000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah) yang diduga fiktif, sekaligus juga untuk menanyakan mengapa gedung kantor yang terletak di Jalan Merdeka Kabupaten Muba ini kondisinya sangat memprihatinkan, solusi apa untuk mengatasinya sehingga baik dan nyaman.
Ternyata bukan hanya gedung kantornya saja yang tidak kondusif dan ramah, pimpinan tertinggi Dinas di kabupaten yang belasan kali mendapat Adipura inipun juga tidak ramah kepada wartawan, entah mengapa.
Kondisi gedung kantor yang rusak, kotor dan bau ini sebenarnya sudah lama, entah kenapa pihak Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Muba, sampai berita ini dibuat, tidak mampu mengatasinya. Adapun yang menjadi penyebab kondisi yang memprihatinkan ini adalah adanya kelelawar yang bersarang di dalamnya, binatang malam ini jumlahnya diperkirakan sampai ribuan.
Menurut informasi salah satu pejabatnya, binatang yang seram ini berasal dari gedung Sekretariat Pemda (Setda) Muba yang bermigrasi ke gedung ini. Tapi aneh bin ajaib entah mengapa dari puluhan gedung kantor instansi milik negara, baik kantor Pemda, SKPD/OPD dan FKPD yang ada di Sekayu, hanya gedung kantor Distanak yang menjadi pilihan satu-satunya binatang “vampir”untuk bermigrasi, sedangkan gedung-gedung lain yang lebih dekat dengan kantor Setda tidak dihuni oleh makluk yang tidurnya menggelantung ini.
Beberapa teman dan warga Kecamatan Sekayu secara bergurau mengatakan bahwa, wajar mereka (binatang kelelawar) itu memilih bersarang di gedung kantor tersebut, sesuai dengan namanya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan; selain sapi, kambing, ayam, dan lain-lain, kelelawar adalah salah satu hewan yang bisa diternakkan, jadi mereka tidak salah memilih tempat tinggal bagi mereka, itu juga sebabnya mereka tidak mau pindah dari gedung itu, karena itulah tempat yang cocok atau habitat bagi mereka.
Setahun sebelumnya, Thamrin, mengatakan bahwa sudah berbagai upaya telah dicoba untuk mengusir kelelawar-kelelawar ini, misalnya dengan memasang lampu sorot, disemprot, ditaruh caluk (terasi) ], dipasang jaring dan lain-lain tapi binatang ini masih juga bertahan tidak mau pergi.
Inilah yang mengakibatkan atap plafon gedung kantor menjadi rusak, karena dipenuhi air kencing dan kotoran binatang, bahkan selain menumpuk diatas plafon, kotoran itu juga merembet ke dinding, dan berserakan di lantai gedung kantor.
Salah satu staf kantor yang tidak mau disebutkan namanya, ketika ditanyakan padanya, bagaimana rasanya bekerja di kantor dengan kondisi seperti ini, dia mengatakan, ”Ya tentunya tidak nyaman lah pak, siapa juga yang merasa nyaman kalau seperti ini (maksudnya: bau dan kotor), tapi harus bagaimana lagi, ya mau tidak mau jalani saja,” jawabnya.
Tokoh Masyarakat Sekayu, Muhamad Nur, mengatakan, ”Menurut saya ini darurat, dan harus segera dicarikan solusinya secepat mungkin, jangan sampai sampai berlarut-larut, karena selain pegawai-pegawai yang ada terganggu kenyamanannya dalam bekerja, kotoran kotoran binatang yang semakin hari semakin banyak itu juga dapat merusak kesehatan para pegawai didalamnya. Gedung kantor distanak juga semakin lama semakin kotor dan bau, selain itu juga semakin parah kesrusakaannya, ini berlaku juga untuk gedung Setda Muba yang saya dengar juga masih banyak kelelawarnya.
Saya kira Pemda dan DPRD Muba, harus duduk bersama untuk mencarikan solusinya, karena ini aset negara, baik para pegawai maupun gedungnya adalah aset negara, yang perlu deselamatkan, dijaga, dipelihara dan ditingkatkan mutu dan keberadaannya. (agus)
Editor Berita : Rahardja
Penanggung Jawab Berita Obor panjaitan
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Dana Fiktif Distanak Muba Rp 125 Juta , Hewan Kelelawar ( Kampret) Dan Kadis Pening, Ini Kisahnya . Silahkan membaca berita lainnya.