Fikri-Gagah-Tegar-Alex-Wildan Pesepakbola SMPN 2 Kota Mojokerto Lolos Ke Babak Provinsi Piala Menpora U12
pada tanggal
Monday, August 13, 2018
Reporter: tim
Editor: Siswahyu
MALANG (sekilasmedia.com) Entah berapa ratus juta atau bahkan entah berapa miliar kali motto FIFA (organisasi sepakbola tertinggi di dunia, red.) telah terpampang di pinggir-pinggir lapangan sepakbola, di stadion-stadion? Juga melalui media massa seperti televisi, koran, media online dan lain-lain? Motto FIFA adalah My Game Is Fairplay, yang mengandung makna mendalam bahwa setiap pertandingan haruslah fairplay, jujur, ikhtiar semaksimal mungkin untuk jujur. Lebih-lebih dalam sepakbola 'junior-anak', dimana anak-anak tergantung dari mereka yang merasa senior dalam sepakbola. Yang senior yang harusnya bisa memberi contoh untuk fairplay.
*MEREKA YANG MERASA SENIOR HARUS MEMBERI CONTOH PADA ANAK-ANAK DAN BUKAN MALAH MANIPULASI*
Menurut Timo Scheneumann yang pernah menjadi Direktur Pembinaan Usia Dini PSSI (pusat, red.), pesepakbola 'junior-anak' haruslah diberi sebanyak mungkin contoh yang positif oleh mereka yang merasa senior dalam sepakbola, termasuk oleh official dan manejemen, lebih-lebih oleh pelatih. "Kita yang merasa senior dalam sepakbola harus memberi lebih banyak contoh positif pada pesepakbola anak, dan bukan contoh manipulasi apalagi misal menyangkut pemalsuan data pemain dan pengaturan hasil pertandingan," ungkap Timo yang memilih mundur dari PSSI pusat ketika dinilainya tak serius membina pesepakbola usia muda/dini.
Timo yang berasal dari Jerman yang memiliki lisensi kepelatihan internasional (dunia, red.) dalam sepakbola dunia yang memilih tinggal di Malang ini sebenarnya merupakan salah satu aset termahal yang ada di Indonesia untuk pembinaan pesepakbola usia muda/dini. Namun sayang PSSI dan institusi lain yang berhubungan dengan sepakbola, hingga saat ini memilih berjalan dengan program yang kurang jelas dan kurang memadai. Hal tersebut terjadi dari pusat hingga daerah, yang kebanyakan tanpa program serta cenderung berputar-putar seperti mempermainkan pesepakbola anak-anak.
*BANYAK PARA PIHAK YANG MERASA SENIOR DALAM SEPAKBOLA LANTAS MENGEKSPLOITASI FINANSIAL WALI MURID*
Ada-ada saja para pihak yang merasa senior lantas mempermainkan para pesepakbola junior-anak, termasuk mengiming-imingi dengan sesuatu yang tak jelas, lantas wali murid dibuat tertarik untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar. Tereksploitasi. Namun sayangnya banyak pula wali murid yang tidak menyadari, atau tidak mau menyadari, bahwa sedang dibohongi misalnya.
Hal tersebut juga menjadi keprihatinan R.Tri Harsono Forum Peduli Indonesia-Sehat Olahraga/FPI-SO dalam suatu diskusi terbatas baru-baru ini. "Banyak wali murid yang terbohongi oleh mereka yang merasa senior dalam sepakbola. Padahal jika wali murid kompak, apalagi yang kaya-kaya, lantas serius bersama memikirkan masa depan anak-anak dalam sepakbola dengan terprogram dan bukan serampangan maka akan memungkinkan hasil yang lebih maksimal," ungkap R.Tri Harsono.
*PESEPAKBOLA SMPN KOTA 2 MOJOKERTO YANG IKUT BABAK PROVINSI ADA RESA DAN AKMAL, JUGA FIKRI-GAGAH-TEGAR-ALEX-WILDAN*
R.Tri Harsono juga mengungkapkan hasil pantauannya pada Babak Provinsi Piala Menpora U14 dan U12 yang dilaksanakan di Stadion Gajayana luar, Malang-Jawa Timur beberapa hari ini, dimana menurutnya cukup banyak pesepakbola junior-anak yang potensial termasuk dari Akademi Arema, Bhayangkara FC U14 dan lain-lain. Begitu pula untuk yang U12. Bahkan R.Tri Harsono salut dengan adanya beberapa siswa SMPN 2 Kota Mojokerto yang ikut U14 seperti Resa dan Ahmad Dzaki Akmal Yuda/Akmal yang ikut Bhayangkara FC U14, juga beberapa anak yang ikut tim berbeda untuk U12 seperti Fikri-Gagah-Tegar-Alex-Wildan.
Menurut R Tri Harsono pesepakbola junior-anak yang potensial tersebut perlu dikawal agar tumbuh normal dan menjadi luar biasa pada saatnya, bukan malah diberi beban-beban yang memberatkan termasuk secara finansial. Jadwal latihan pun harus diatur secara efektif dengan memperhatikan peak-season kondisi tim maupun para pesepakbolanya. Misal jika para pesepakbola itu ikut sepakbola di SSB-nya, juga latihan di SMP-nya, serta latihan di klub 'transisi' profesionalnya maka perlu diatur waktu yang seimbang agar pesepakbola anak tidak terporsir yang menyebabkan lelah mental maupun fisik. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan jika perkembangan ototnya terlalu tertekan, yang bisa menyebabkan cedera maupun perkembangannya terganggu sehingga tidak bisa untuk masa depan. Nah, lho? Bagaimana pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Fikri-Gagah-Tegar-Alex-Wildan Pesepakbola SMPN 2 Kota Mojokerto Lolos Ke Babak Provinsi Piala Menpora U12 . Silahkan membaca berita lainnya.