Nurul Fitri Purwadi Nilai Metode Bahasa Inggris SD di Tanimbar Kurang Tepat
pada tanggal
Tuesday, September 11, 2018
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Penanggung jawab program pelatihan Bahasa Inggris dari Lembaga Bahasa LIA Ngagel, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Nurul Fitri Purwadi menilai metode pengajaran yang digunakan guru dalam mengajar Bahasa Inggris tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku kurang tepat.
Menurut dia saat menyampaikan laporan hasil pelatihan Bahasa Inggris “English For Community Empowerment” di Aula Hotel Galaxy Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) pada Jumat (7/9), karena hanya sebatas menghafal kosakata dan belum pada kemampuan berkomunikasi serta para guru juga belum menerapkan perencanaan pembelajaran yang baik.
“Bisa dilihat bagaimana mereka belajar bahasa inggris selama ini yaitu adalah sebatas menghafal kosakata, yang membuat mereka sangat lemah dengan topik atau pola belajar Bahasa Inggris di tingkatan sekolah berikutnya,” kata dia saat
Nurul mengungkapkan hal tersebut disampaikan berdasarkan pengalamannya bekerjasama dengan Inpex Masela Ltd dan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Wilayah Papua dan Maluku (SKK Migas Pamalu) dimana pada tahun 2016 hingga 2017 lalu pihaknya berkesempatan mengajarkan Bahasa Inggris untuk 150 peserta dari latar belakang yang beragam, yaitu siswa SD hingga perguruan tinggi serta Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintahan Daerah (Pemda) MTB.
“Berdasarkan kegiatan kami pada tahun lalu ternyata banyak SD yang belum belajar Bahasa Inggris dan kalaupun ada hanya menghafal kosakata saja karena Bahasa Inggris sendiri masih berupa mata pelajaran opsional sehingga tenaga pengajar Bahasa Inggris praktispun masih sangat kurang,” ungapnya.
Nurul pun membeberkan berdasarkan kajian itu, maka Inpex Masela Ltd kembali mempercayai pihaknya sebagai partner untuk implementasi program pelatihan Bahasa Inggris di tahun 2018 ini.
Penerapan program kali ini berfokus kepada para pengajar atau guru tingkat SD, diantarany SD Naskat II Santo Yoseph Lauran, SD Naskat I St Ignasius Olilit Timur, SD Naskat Don Bosco III Saumlaki, SD Naskat Santo Conisius Sifnana, SD Kristen Lermatang dan SD Naskat St Fransiskus Xaverius Bomaki serta 10 calon tenaga pengajar Bahasa Inggris yang saat ini sedang menempuh tingkat akhir di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS).
“Program di tahun 2018 ini bertujuan untuk memberdayakan guru dengan membekali mereka pengetahuan dam ketrampilan yang diperlukan untuk dapat mengajar Bahasa Inggris dengan efektif dan menyenangkan di SD,” beber dia. (Laura Sobuber)
Menurut dia saat menyampaikan laporan hasil pelatihan Bahasa Inggris “English For Community Empowerment” di Aula Hotel Galaxy Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) pada Jumat (7/9), karena hanya sebatas menghafal kosakata dan belum pada kemampuan berkomunikasi serta para guru juga belum menerapkan perencanaan pembelajaran yang baik.
“Bisa dilihat bagaimana mereka belajar bahasa inggris selama ini yaitu adalah sebatas menghafal kosakata, yang membuat mereka sangat lemah dengan topik atau pola belajar Bahasa Inggris di tingkatan sekolah berikutnya,” kata dia saat
Nurul mengungkapkan hal tersebut disampaikan berdasarkan pengalamannya bekerjasama dengan Inpex Masela Ltd dan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Wilayah Papua dan Maluku (SKK Migas Pamalu) dimana pada tahun 2016 hingga 2017 lalu pihaknya berkesempatan mengajarkan Bahasa Inggris untuk 150 peserta dari latar belakang yang beragam, yaitu siswa SD hingga perguruan tinggi serta Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintahan Daerah (Pemda) MTB.
“Berdasarkan kegiatan kami pada tahun lalu ternyata banyak SD yang belum belajar Bahasa Inggris dan kalaupun ada hanya menghafal kosakata saja karena Bahasa Inggris sendiri masih berupa mata pelajaran opsional sehingga tenaga pengajar Bahasa Inggris praktispun masih sangat kurang,” ungapnya.
Nurul pun membeberkan berdasarkan kajian itu, maka Inpex Masela Ltd kembali mempercayai pihaknya sebagai partner untuk implementasi program pelatihan Bahasa Inggris di tahun 2018 ini.
Penerapan program kali ini berfokus kepada para pengajar atau guru tingkat SD, diantarany SD Naskat II Santo Yoseph Lauran, SD Naskat I St Ignasius Olilit Timur, SD Naskat Don Bosco III Saumlaki, SD Naskat Santo Conisius Sifnana, SD Kristen Lermatang dan SD Naskat St Fransiskus Xaverius Bomaki serta 10 calon tenaga pengajar Bahasa Inggris yang saat ini sedang menempuh tingkat akhir di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS).
“Program di tahun 2018 ini bertujuan untuk memberdayakan guru dengan membekali mereka pengetahuan dam ketrampilan yang diperlukan untuk dapat mengajar Bahasa Inggris dengan efektif dan menyenangkan di SD,” beber dia. (Laura Sobuber)