HUT 83, GPM di Tanimbar Jadi Gereja Orang Basudara
pada tanggal
Thursday, September 6, 2018
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Tanimbar Selatan (Tansel), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, Pdt Lenny Bakarbessy Rangkoratat, S.Th mengungkapkan di tahun 2018 ini yang menjadi tema sentral bagi GPM adalah “GPM Menjadi Gereja Orang Basudara”.
“GPM sepanjang tahun 2018 ini juga bergumul menjadi gereja orang basudara, yaitu GPM yang menghadirkan dirinya yang bisa juga menjadi berkat bagi semua orang, baik itu dalam lintas agama, yaitu kehadiran GPM sendiri bisa diterima bagi saudari agama lain dan sebaliknya pula,” ungkap dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Rabu (5/6).
Pendeta Lenny mengatakan khusus di Klasis Tansel dengan berpatokan pada tema sentral GPM tersebut maka pihaknya menjadikan kerukunan antar umat beragama menjadi modal utama saling bergandengan tangan dalam pembangun di Kepulauan Tanimbar yang aman, nyaman dan bersaudara, yang dimulai dari lingkungan para tokoh agama hingga ke masyarakat.
“Kita di GPM MTB, khusus di Klasis Tansel, yang teristimewa kita hidup juga di pusat klasis ini yang tentunya berdampingan dengan saudara-saudara yang beraga lain, maka itu kita selalu berusaha untuk berjalan bersama baik itu dilingkungan tempat tokoh-tokoh agama tapi juga dalam hidup bersama dengan masyarakat atau umat yang beraga lain,” kata Pendeta yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di MTB itu.
Ia menuturkan dalam memeriahkan perayaan HUT GPM yang ke 83, yang jatuh pada tanggal 6 September 2018 ini, pihaknya melakukan banyak perlombahan mulai dari masing-masing jemaat di Kota Saumlaki hingga ke Desa.
"Segala bentuk kegiatan tersebut dimaksudkan agar para pelayan dan umat turut merasakan dan merefleksikan syukur mereka terhadap penyertaan Tuhan atas perjalanan GPM selama 1 tahun pelayanan di 2018 ini," ujar dia.
Selain itu para pelayan juga berfokus dalam peningkatkan spiritualitas mereka melalui perayaan per kategori umat, mulai dari Sekolah Minggu, Tunas Pekabaran Injil hingga seluruh keluarga. Beberapa lomba, diantara Cerdas Cermat Alkitab (CCA), Kebersihan Lingkungan, olahraga, nyanyi, bagi kaum laki-laki dan lomba khusus untuk para lansia yang berusia 60 tahun ke atas.
“Bentuk-bentuk perayaan itu juga bermacam-macam, tapi intinya adalah berfokus kepada bagaimana peningkatan spiritualitas umat, contohnya juga lomba dalam lingkungan pelayanan sebagai tanda kepedulian unuk merawat dan menjaga kebersihan alam lingkungan,” tuturnya.
Perayaan puncak HUT GMP ke-83 Kota Saumlaki sendiri akan digelar pada hari Minggu (9/6), di Taman Kota Saumlaki. Dalam ibadah pengucapan syukur tersebut akan dilakukan bentuk Kebangkitan Kebangunan Rohani dengan pengkhotbah dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM.
“Ada beberapa jemaat yang akan rayakan dalam betuk KKR sperti di Selaru dan Kota Saumlaki, khusus di Kota Saumlaki kita adakan pada hari minggu juga hasil lomba akan diumumkan pada puncak perayaan tersebut dan sementara ini kita masih berproses dengan MPH sinode untuk mendatangkan pengkhotbah,” tutup Pendeta Lenny. (Laura Sobuber)
“GPM sepanjang tahun 2018 ini juga bergumul menjadi gereja orang basudara, yaitu GPM yang menghadirkan dirinya yang bisa juga menjadi berkat bagi semua orang, baik itu dalam lintas agama, yaitu kehadiran GPM sendiri bisa diterima bagi saudari agama lain dan sebaliknya pula,” ungkap dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Rabu (5/6).
Pendeta Lenny mengatakan khusus di Klasis Tansel dengan berpatokan pada tema sentral GPM tersebut maka pihaknya menjadikan kerukunan antar umat beragama menjadi modal utama saling bergandengan tangan dalam pembangun di Kepulauan Tanimbar yang aman, nyaman dan bersaudara, yang dimulai dari lingkungan para tokoh agama hingga ke masyarakat.
“Kita di GPM MTB, khusus di Klasis Tansel, yang teristimewa kita hidup juga di pusat klasis ini yang tentunya berdampingan dengan saudara-saudara yang beraga lain, maka itu kita selalu berusaha untuk berjalan bersama baik itu dilingkungan tempat tokoh-tokoh agama tapi juga dalam hidup bersama dengan masyarakat atau umat yang beraga lain,” kata Pendeta yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di MTB itu.
Ia menuturkan dalam memeriahkan perayaan HUT GPM yang ke 83, yang jatuh pada tanggal 6 September 2018 ini, pihaknya melakukan banyak perlombahan mulai dari masing-masing jemaat di Kota Saumlaki hingga ke Desa.
"Segala bentuk kegiatan tersebut dimaksudkan agar para pelayan dan umat turut merasakan dan merefleksikan syukur mereka terhadap penyertaan Tuhan atas perjalanan GPM selama 1 tahun pelayanan di 2018 ini," ujar dia.
Selain itu para pelayan juga berfokus dalam peningkatkan spiritualitas mereka melalui perayaan per kategori umat, mulai dari Sekolah Minggu, Tunas Pekabaran Injil hingga seluruh keluarga. Beberapa lomba, diantara Cerdas Cermat Alkitab (CCA), Kebersihan Lingkungan, olahraga, nyanyi, bagi kaum laki-laki dan lomba khusus untuk para lansia yang berusia 60 tahun ke atas.
“Bentuk-bentuk perayaan itu juga bermacam-macam, tapi intinya adalah berfokus kepada bagaimana peningkatan spiritualitas umat, contohnya juga lomba dalam lingkungan pelayanan sebagai tanda kepedulian unuk merawat dan menjaga kebersihan alam lingkungan,” tuturnya.
Perayaan puncak HUT GMP ke-83 Kota Saumlaki sendiri akan digelar pada hari Minggu (9/6), di Taman Kota Saumlaki. Dalam ibadah pengucapan syukur tersebut akan dilakukan bentuk Kebangkitan Kebangunan Rohani dengan pengkhotbah dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM.
“Ada beberapa jemaat yang akan rayakan dalam betuk KKR sperti di Selaru dan Kota Saumlaki, khusus di Kota Saumlaki kita adakan pada hari minggu juga hasil lomba akan diumumkan pada puncak perayaan tersebut dan sementara ini kita masih berproses dengan MPH sinode untuk mendatangkan pengkhotbah,” tutup Pendeta Lenny. (Laura Sobuber)