PMKRI Dorong Literasi Perbatasan
pada tanggal
Thursday, February 27, 2025
KUPANG, LELEMUKU.COM - Unggahan presiden Prabowo di platform X pribadi miliknya menjadi viral. Ia mengunggah sebuah foto dirinya sedang berada di hadapan buku-buku di salah satu toko buku langganannya di India.
Foto tersebut tidak sekedar memperlihatkan buku-buku, tetapi sekaligus ada nuansa estetik serta menegaskan bahwa presiden Prabowo adalah pribadi yang mencintai buku dan gemar membaca.
Namun, sayangnya foto tersebut kontras dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih jauh dari gemar membaca yang berdampak pada rendahnya tingkat literasi. Menurut data UNESCO, minat membaca masyarakat kita hanya 0,001 persen itu artinya hanya 1 orang yang gemar membaca dari 1000 orang Indonesia.
Data dari penelitian lembaga Central Connecticut State University (2016) menempatkan Indonesia pada poisis ke 60 dari 61 negara soal minat membaca.
Mengapa masyarakat kita malas membaca? Salah satu alasannya dikemukakan oleh Biro Pusat Statistik dalam penelitiannya (2024) yang menunjukkan bahwa kemalasan membaca anak-anak disebabkan oleh rendahnya pendampingan orangtua.
Presentase anak yang dibacakan buku cerita/dongeng dan belajar/membaca buku anak usia dini bersama orang tua sangat rendah: hanya sekitar 17,21 persen dan 11,12 persen. Laporan UIS (2021) tingkat literasi berbanding lurus dengan permasalah ekonomi seperti kemiskinan dan kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas.
Penilaian Programme for International Stundent Assessment (PISA) tahun 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat 69 dari 80 negara yang terdaftar. Masih jauh panggang dari api menuju generasi Indonesia emas 2045.
Makin rendah kualitas literasi sebuah negara, maka ada masalah serius dalam bidang ekonomi di negara tersebut dan juga kualitas pendidikannya. Presiden Prabowo menyadari soal ini dan mulai menata ulang kualitas pendidikan kita dengan memberikan makan bergizi kepada para peserta didik.
Gerakan Literasi PMKRI
Sebagai organisasi kemahasiswaan, PMKRI mendorong kader-kadernya untuk terlibat dalam peningkatan budaya literasi di masyarakat khususnya bagi para pelajar mulai dari SD hingga SMA.
Dalam sebuah kunjungan ke Atambua, Nusa Tenggara Timur, Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Susana Florika Kandaimu, menyambangi dan membagi buku bacaan kepada para siswa di SD Lafaekfera, SMP Don Bosco, SMP II Kapten, dan SMA Negeri 1 Atambua.
Perempuan orang asli Papua ini mendorong para pelajar untuk membaca apa saja sebagai upaya untuk meningkatkan literasi nasional kita yang sangat rendah.
“Membaca mesti menjadi budaya dan ini salah satu cara agar kita yang berada di perbatasan ini, bisa bersaing dengan rekan-rekan di belahan dunia yang lain,” kata Susan.
Ia juga meminta agar pemerintah pusat dapat menjadi katalisator peningkatan minat baca masyarakat dengan pengadaan perlengkapan fasilitas membaca seperti perpustakaan dan buku-buku.
“Supaya semua siswa bisa mengakses pengetahuan secara sama dengan rekan-rekan yang ada di kota-kota besar yang memiliki fasilitas jauh lebih lengkap,” tandas Susan. (PMKRI)