-->

China Buka Suara atas Pernyataan Joe Biden yang Sebut Xi Jinping Diktator


BEIJING, LELEMUKU.COM - Cina buka suara atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut Presiden Cina Xi Jinping "diktator". Dalam pertengkaran tak terduga setelah upaya oleh kedua belah pihak untuk menurunkan ketegangan, Beijing menilai ucapan itu merupakan provokasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan pernyataan Biden "sangat tidak masuk akal" dan "tidak bertanggung jawab".

Mengekspresikan ketidakpuasan Cina yang kuat, Ning mengatakan komentar Biden sangat melanggar fakta, protokol diplomatik, dan martabat politik Cina. "Itu adalah provokasi politik terbuka," katanya dalam konferensi pers, Rabu, 21 Juni 2023.

Ketika menghadiri penggalangan dana di California, Biden mengatakan Xi sangat malu ketika balon mata-mata Cina yang dicurigai diterbangkan di atas wilayah udara AS awal tahun ini. "Alasan mengapa Xi Jinping menjadi sangat kesal ketika saya menembak jatuh balon itu dengan dua mobil boks yang penuh dengan peralatan mata-mata di dalamnya adalah dia tidak tahu itu ada di sana," kata Biden.

"Itu sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Itu tidak seharusnya terjadi. Itu meledak," tambah Biden.

Xi menjadi pemimpin paling kuat di Cina sejak Mao Zedong setelah mengamankan masa jabatan ketiga sebagai presiden pada Maret. Dia juga masih memegang mandat Ketua Partai Komunis Cina pada Oktober 2022.

Biden juga mengatakan Cina "mengalami kesulitan ekonomi yang nyata."

Tidak jelas mengapa Biden mengatakan Xi tidak mengetahui keberadaan balon tersebut. Ketika ditanya apakah Xi mengetahui lokasinya, Mao mengulangi penjelasan Cina sebelumnya bahwa lewatnya balon melalui wilayah udara AS tidak disengaja dan disebabkan oleh keadaan di luar kendalinya.

Nihil Terobosan

Komentar Biden muncul hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengunjungi Beijing dengan tujuan menstabilkan hubungan bilateral. Menurut Cina relasi kedua negara berada pada titik terendah sejak hubungan formal terjalin.

Tidak ada terobosan yang dilakukan selama kunjungan pertama menteri luar negeri Amerika Serikat ke Cina selama lima tahun itu. Tapi, kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan keterlibatan diplomatik dengan lebih banyak kunjungan pejabat Amerika Serikat dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Biden mengatakan pada Selasa, 20 Juni 2023, utusan bidang iklim Amerika Serikat John Kerry juga mungkin akan segera pergi ke Cina.

Sehari sebelumnya, pada Senin, Biden mengatakan menurutnya hubungan kedua negara berada di jalur yang benar. Ia mengindikasikan bahwa kemajuan telah dicapai selama perjalanan Blinken.

Biden mengatakan pada Selasa bahwa Xi prihatin dengan apa yang disebut kelompok keamanan strategis Quad, yang meliputi Jepang, Australia, India, dan Amerika Serikat. Presiden AS mengatakan dia sebelumnya telah meyakinkan Xi bahwa Amerika Serikat tidak berusaha mengepung Cina dengan Quad.

"Dia menelepon saya dan mengatakan kepada saya untuk tidak melakukan itu karena itu membuatnya terikat," kata Biden.

Akhir pekan ini, Biden akan bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan Cina diperkirakan akan menjadi topik diskusi antara kedua pemimpin tersebut. (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel