-->

Keluarga Apresiasi Kinerja Polisi Dalami Tewasnya Neksi Lambatir

Keluarga Apresiasi Kinerja Polisi Tewasnya Neksi Lambatir SAUMLAKI, LELEMUKU.COM -  Keluarga dari Andreas Neksi Lambatir (42) warga Kota Larat, Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku yang tewas dan jenazahnya ditemukan pada Minggu (4/11) di Pantai Pasir Pendek, dekat areal Perusahaan SS, Desa Lelingluan memberikan apresiasi atas kinerja polisi yang bekerja untuk mengungkap kasus ini.

Menurut Johanis Kopong, perwakilan keluarga korban yang berada di Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, keluarga besar dari korban Andreas Lambatir memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang terus menindaklanjuti masalah yang masih menjadi polemik di masyarakat Kota Larat dan sekitarnya.

"Kami sempat terhubung dengan Kapolsek Tanimbar Utara membenarkan bahwa sampai saat ini kasusnya belum terungkap sepenuhnya, namun pihak  polres telah mengumpulkan barang bukti berupa topi korban, sepotong kayu berdarah dan pelepah kayu yang terdapat darah untuk nantinya diselidiki oileh laboratorium forensik kepolisian," ungkap dia kepada Lelemuku  pada Minggu (25/11).

Dikatakan ini merupakan perkembangan yang berarti bagi keluarga yang hingga saat ini masih berduka karena sampai saat ini belum ada titik terang uintuk mengungkapkan penyebab kematian.

"Pihak polres juga telah memberikan penjelasan dan perkembangan terakhir hasil penyelidikan dan berharap keluarga korban bersabar dan tidak emosional tanpa mencurigai pihak-pihak manapun dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak polsek Tanimbar Utara dan Polres MTB untuk segera ungkap aktor pelaku dan menetapkan tersangka," harap Kopong.

Dirinya mewakili keluarga besar korban di Larat dan Saumlaki juga menyatakan terima kasih kepada pihak kepolisian dan seluruh pihak terkait yang selama ini membantu pihaknya menemukan korban pada awal November lalu.

"Kami selaku keluarga korban di saumlaki dan di larat sangat mengapresiasi kerja keras bapak Kapolres Tanut. Terbukti dengan adanya perintah langsung bapak kapolsek kepada anggotanya untuk langsung terjun ke tkp turut mengevakuasi jasad Andreas yang ditemukan itu," ujar dia.

Ia juga berharap agar niat baik aparat kepolisian ini dapat terjaga dan semakin ditingkatkan sehingga niat tulus guna mengungkapkan sebab sebenarnya meninggalnya Andreas Neksi Lambatir ini dapat terungkap dengan terbuka dan dapat diketahui oleh keluarga dan warga Larat.

"Kami dukung dalam doa semoga bapak kapolsek dan jajaran anggota dapat mengukir prestasi atas peristiwa ini dan sekaligus kami sampaikan permohonan maaf kepada bapak kapolsek bila selama ini ada ujaran perkataan emosional dari pihak keluarga korban yang berduka," ungkap Kopong.

Kopong sebelumnya menyatakan Andreas yang ditemukan tewas di pantai pasir pendek merupakan pria baik-baik yang tidak bermasalah dengan warga di Kota Larat.

"Andreas sudah berumah tangga, memiliki satu istri dan 3 orang anak. Dia dikenal ramah dengan siapa saja dan suka membantu orang-orang disekitarnya," ungkap dia  pada Kamis (8/11).

Dikatakan pada Jumat (2/11) jam 8 malam korban dijemput dirumahnya dan diajak oleh 5 orang temannya yakni SW, YM, AS, AS dan M untuk pergi memancing di Pasir Pendek yang lokasinya jauh dari Kota Larat. Andreas dibonceng dengan sepeda motor oleh SW.

Ketika mereka selesai memancing, kelima teman korban kembali ke Larat tapi mereka tidak bersama sama dengan korban. Mereka mengira korban sudah pulang lebih dahulu dari lima orang itu.

"Mereka mengatakan bahwa korban pulang lebih awal, sementara korban sewaktu pergi dibonceng oleh temannya. Bagaimana korban bisa pulang sementara diseputaran tempat itu tidak ada kendaraan lain dan tempatnya pun jauh dari jalan utama," ujar adik ipar dari korban tersebut.

Kopong menyatakan, keterangan dari kelima teman korban juga berbeda-beda, sehingga pihak keluarga menjadi bingung dan tidak mempercayai pernyataan tersebut. Sehingga pihaknya melaporkan hal ini ke Polsek Tanut dan majelis gereja guna mencari korban yang hilang selama dua hari tersebut.

"Setelah hilangnya korban, pencarian pun dilakukan dibantu pihak keamanan dan warga setempat. Akhirnya dua hari kemudian barulah korban ditemukan dibawah pohon lontar dengan tubuh yang sangat mengenaskan, tubuh membengkak, berwarna hitam, mulai membusuk dipenuhi belatung," kata dia.

Keluarga Apresiasi Kinerja Polisi Tewasnya Neksi Lambatir  
Masih Didalami

Hingga saat ini Kepolisian Resort (Polres) MTB masih mendalami kasus tewasnya Andreas Neksi Lambatir yang mayatnya ditemukan tak bernyawa setelah masyarakat dan aparat melakukan pencarian selama 3 hari.

Menurut Kasat Reskrim MTB, Iptu Jonatan Sutrisno pihaknya melalui Kepolisian Sektor (Polsek) Tanimbar Utara saat ini terus berupaya melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus yang sudah sepekan ini masih menggantung. Termasuk mengamankan dan meneliti barang bukti diantaranya topi korban, batang kayu dan darah dari TKP.

"Penyidik baik polres dan polsek masih terus lakukan pengembangan untuk mengumpulkan bukti-bukti diantaranya mencoba untuk memaksimalkan lagi keterangan-keterangan saksi untuk dipertajam lagi. Baik penyidik Polsek maupun Polres yang membackup penanganan kasus disana sudah mengambil langkah-langkah diantaranya sudah melakukan olah TKP, kita juga sudah melakukan pemeriksaan kepada beberapa orang saksi diantaranya kelima teman korban yang bersama-sama pergi memancing pada saat itu," ujar dia kepada wartawan pada Sabtu (10/11).

Terkait lima saksi yang menjadi kunci terungkapnya kasus ini, dikatakan masih perlu pendalaman sebab belum ada titik terang yang mengarah pada pelaku pembunuhan tersebut.

"Keterangan dari kelima teman korban belum memberikan arah kepada seseorang yang sifatnya melakukan sesuatu tindakan kekerasan terhadap korban, hingga menyebabkan korban meninggal dunia," papar dia.

Sementara terkait tudingan keluarga terhadap salah satu saksi, SW. Dikatakan hal itu juga akan didalami, sehingga kasus ini dapat dibongkar dan pelakuknya dapat ditahan.

"Untuk saksi SW,  pada intinya mereka bersama-sama berboncengan dengan teman lainnya ke TKP. Apakah korban dengan SW ada hubungan baik, bagaimana kesehariannya, sebelum kejadian ini apakah mereka ada masalah, ada hubungan bisnis atau hal yang bisa menimbulkan emosional atau dendam. Hal-hal inilah yang perlu kita dalami," papar Sutrisno.

Kepolisian juga, ungkap Kasat Reskrim, akan menjalin komunikasi dengan semua pihak guna mencari tahu latar belakang dari korban.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk meminta bantuan partisipasi mungkin bisa mencari tau keberadaan korban sehari-hari, apakah ada masalah sebelumnya atau persoalan-persoalan lain yang bisa menimbulkan kecemburuan diantara teman-temannya," ujar dia.

Sementara hasil pemeriksaan terhadap jenazah Andreas yang mengenaskan saat ditemukan,  Sutrisno menyatakan hal itu harus dikonfirmasi ke dokter yang saat itu bertugas melakukan pemeriksaan korban.

"Kami tidak punya kewenangan mengomentari kondisi mayat dan memberikan kesimpulan dan penilaian, kenapa bisa sampai begitu, sebab yang bisa mengomentari dari dokter.  Intinya kami akan terus berupaya lakukan penyelidikan guna ungkap kasus ini," tandas dia. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel