Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana, Investasi Pembangunan Nasional
pada tanggal
Friday, October 26, 2018
Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana, Investasi Pembangunan Nasional. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Jakarta,mollucastimes.com-Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan Pemerintah Daerah menghadapi bencana alam, maka perlu terus dilakukan mitigasi bencana, kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan pengurangan risiko bencana sebagai investasi Pembangunan Nasional.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB RI, Sutopo Purwo Nugroho lewat rilisnya Jumat 26/10/18.
Dikatakan Nugroho, mitigasi bencana, kesiapsiagaan menghadapi bencana bahkan pengurangan resiko bencana harus dimaknai sebagai investasi Pembangunan Nasional.
"Sebab tanpa hal tersebut diatas maka dampak bencana akan selalu menimbulkan korban baik jiwa maupun kerugian ekonomi yang tidak sedikit, " akunya.
Dalam angka statistik bencana alam yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana.
Berbagai bencana selalu menyertai setiap tahunnya.
"Trend bencanapun juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya bahaya bencana, seperti gempa, tsunami, erupsi gunung api, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, dan cuaca ekstrem, juga masih tingginya kerentanan dan masih rendahnya kapasitas menyebabkan tingginya risiko bencana," paparnya.
Ditekankan, bencana adalah multidisiplin, multisektor, multidimensi dan multikomplek yang satu sama lain saling berkaitan sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif yang berkelanjutan.
"Karena rawan bencana maka kita harus setiap saat siap siaga baik masyarakat maupun Pemerintah harus sama-sama bergandeng tangan melakukan berbagai kesiapan sehingga mampu menghadapi bencana minimal dapat menghindari jatuhnya korban lebih banyak," jelasnya.
Menurutnya, wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan dan diperkirakan banjir, longsor dan puting beliung akan banyak terjadi selama musim penghujan.
"Gempa bumi tidak dapat diprediksi secara pasti. Rata-rata dalam setahun terjadi 5.000 – 6.000 kali gempa yang bisa terjadi kapan saja terutama di daerah-daerah rawan gempa," rincinya.
Pihaknya berharap serta menghimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap perubahan cuaca, minimal bisa mengenali bahayanya dan kemudian berusaha untuk mengurangi risikonya. (MT-01)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana, Investasi Pembangunan Nasional . Silahkan membaca berita lainnya.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB RI, Sutopo Purwo Nugroho lewat rilisnya Jumat 26/10/18.
Dikatakan Nugroho, mitigasi bencana, kesiapsiagaan menghadapi bencana bahkan pengurangan resiko bencana harus dimaknai sebagai investasi Pembangunan Nasional.
"Sebab tanpa hal tersebut diatas maka dampak bencana akan selalu menimbulkan korban baik jiwa maupun kerugian ekonomi yang tidak sedikit, " akunya.
Dalam angka statistik bencana alam yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana.
Berbagai bencana selalu menyertai setiap tahunnya.
"Trend bencanapun juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya bahaya bencana, seperti gempa, tsunami, erupsi gunung api, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, dan cuaca ekstrem, juga masih tingginya kerentanan dan masih rendahnya kapasitas menyebabkan tingginya risiko bencana," paparnya.
Ditekankan, bencana adalah multidisiplin, multisektor, multidimensi dan multikomplek yang satu sama lain saling berkaitan sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif yang berkelanjutan.
"Karena rawan bencana maka kita harus setiap saat siap siaga baik masyarakat maupun Pemerintah harus sama-sama bergandeng tangan melakukan berbagai kesiapan sehingga mampu menghadapi bencana minimal dapat menghindari jatuhnya korban lebih banyak," jelasnya.
Menurutnya, wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan dan diperkirakan banjir, longsor dan puting beliung akan banyak terjadi selama musim penghujan.
"Gempa bumi tidak dapat diprediksi secara pasti. Rata-rata dalam setahun terjadi 5.000 – 6.000 kali gempa yang bisa terjadi kapan saja terutama di daerah-daerah rawan gempa," rincinya.
Pihaknya berharap serta menghimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap perubahan cuaca, minimal bisa mengenali bahayanya dan kemudian berusaha untuk mengurangi risikonya. (MT-01)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana, Investasi Pembangunan Nasional . Silahkan membaca berita lainnya.