Serikat Pekerja Industri Garmen di Bangladesh Tolak Kenaikan Upah
pada tanggal
Saturday, September 15, 2018

“Kami tidak dapat menerima upah ini. Ini tidak adil dan tidak manusiawi,” kata pemimpin Serikat pekerja Jolly Talukder, kepada kantor berita PerancisAFP.“Ini menipu pekerja.”
Pimpinan serikat pekerja menghendaki upah minimum sedikitnya 180 dolar (sekitar 2,6 juta rupiah) per bulan bagi para anggota mereka.
Bangladesh adalah salah satu produsen pakaian jadi terbesar di dunia, antara lain berkat rendahnya upah bagi pekerja di industri pakaian jadi di sana.
Kondisi kerja pekerja garmen menjadi sorotan pada tahun 2013, sewaktu bangunan delapan lantai Rana Plaza di Bangladesh runtuh sehingga menewaskan lebih dari 1.100 pegawai pabrik garmen dan menegaskan tentang kondisi berbahaya di industri tersebut.
Serikat-serikat pekerja telah melancarkan berbagai demonstrasi selama bertahun-tahun untuk menuntut upah yang lebih tinggi. (VOA)