Wisatawan Mancanegara Minati Tenun Ikat Tanimbar
pada tanggal
Tuesday, July 10, 2018
OLILIT, LELEMUKU.COM – Tenun ikat kas Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku sangat diminati para wisatawan mancanegara.
“Antusias para turis sangat tinggi, mereka tertarik sekali dengan tenun ikat. Malah tadi banyak yang beli,” ungkap salah satu penjual tenun tanimbar, Fin Watutamata usai perayaan Sail Darwin – Saumlaki Yacth Race 2018 di pantai Keylar Jaya Olilit, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), pada Kamis (5/7).
Ia sangat bersyukur karena tenun ikat yang dijual dari kisaran harga Rp150.000 hingga Rp700.000 dari Desa Kandar, Kecamatan Selaru ini laris manis dan yang paling banyak dibeli adalah tenun model jas dan syal.
“Saya buka usaha penitipan, proses pembuatannya di kandar. Ini tenun-tenun ikat dari kandar selaru. Jualan ini pasti untung saja tidak ada rugi, kalau satu saja dibeli pasti kami sudah untung,” kata Fin.
Pemilik kios tenun ikat yang beralamat di Tikungan Tanjung Batu, Desa Olilit ini berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) MTB, khususnya Dinas Pariwisata agar dapat melibatkan para pengusaha lokal untuk mempromosikan tenun ikat tersebut dalam berbagai even nasional maupun internasional.
“Semoga di kegiatan berikutnya lagi kami bisa diundang, supaya bisa promosi tenun ikat. Ini juga kan bagian dari promosi budaya tanimbar,” harap dia. (Laura Sobuber)
“Antusias para turis sangat tinggi, mereka tertarik sekali dengan tenun ikat. Malah tadi banyak yang beli,” ungkap salah satu penjual tenun tanimbar, Fin Watutamata usai perayaan Sail Darwin – Saumlaki Yacth Race 2018 di pantai Keylar Jaya Olilit, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), pada Kamis (5/7).
Ia sangat bersyukur karena tenun ikat yang dijual dari kisaran harga Rp150.000 hingga Rp700.000 dari Desa Kandar, Kecamatan Selaru ini laris manis dan yang paling banyak dibeli adalah tenun model jas dan syal.
“Saya buka usaha penitipan, proses pembuatannya di kandar. Ini tenun-tenun ikat dari kandar selaru. Jualan ini pasti untung saja tidak ada rugi, kalau satu saja dibeli pasti kami sudah untung,” kata Fin.
Pemilik kios tenun ikat yang beralamat di Tikungan Tanjung Batu, Desa Olilit ini berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) MTB, khususnya Dinas Pariwisata agar dapat melibatkan para pengusaha lokal untuk mempromosikan tenun ikat tersebut dalam berbagai even nasional maupun internasional.
“Semoga di kegiatan berikutnya lagi kami bisa diundang, supaya bisa promosi tenun ikat. Ini juga kan bagian dari promosi budaya tanimbar,” harap dia. (Laura Sobuber)