-->

Gunung Agung Alami Tremor Non Harmoni Cukup Vesar

KARANGASEM - Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika mengatakan Gunung Agung terus mengalami tremor non harmoni cukup besar dengan amplitudo 1-10 mm (dominan 1-2 mm), Senin dini hari.
   
"Secara fisual segi kegempaan dari seluruh stasiun PVMBG di sekeliling Gunung Agung merekam tremor non harmoni cukup besar mulai Minggu (26/11) malam hingga saat ini," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Senin.
   
Ia mengatakan, beberapa jam kemudian terjadi volume lava yang melalui pipa magma jauh lebih besar dari sebelumnya (over skil) sehingga terjadi tremor yang dialami gunung setinggi 3.142 mdpl ini.
   
"Hal ini menerangkan bahwa aliran lava dari dasar kawah gunung menuju ke atas kadang-kadang kecepatannya tidak sama. Artinya volume debit lava yang keluar tidak sama, jadi kadang-kadang besar dan kecil yang menjadi kekhawatiran kami," ujarnya.
   
Suantika mengatakan, jumlah aplitudo yang terekam pada Minggu (26/11) malam sudah mencapai super skill untuk di Stadiun Dukuh, Stasiun Pasar Agung, Stasiun Cegi dan Stasiun Yeh Kori. "Kelima stasiun ini membaca semua aktivitas sekeliling Gunung Agung yang mewakili releng Selatan dan Utara," katanya.
   
Pihaknya menerangkan, aktivitas tremor non harmoni yang terjadi pada Minggu (26/11) malam terjadi dengan durasi durasi dua jam dari Pukul 21.00 Wita hingga Pukul 24.00 WITA.
   
"Proses tremor non harmoni ini terjadi secara terus menerus selama dentuman tejadi kemarin malam" ujarnya lagi.
   
Ia menerangkan, tremor Gunung Agung sebelumnya terjadi di bawah "over skill" itu atau kira-kira hampir 40 persennya. "Karena saat over skill ini sudah mencapai 100. Untuk angka amplitudonya berbentuk digital sampai puluhan ribu skala dalam satuan digital. Ini belum kami konversi ke dalam satuan mili meter," ujarnya.
   
Dengan adanya tremor non harmoni ini, status Gunung Agung dinaikkan dari level tiga (siaga) menjadi level empat (awas) pada Pukul 06.00 Wita, akibat tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggi 3.142 mdpl ini pada Minggu (25/11) malam.
   
Untuk itu, area radius zona bahaya yang sebelumnya enam kilometer dinaikkan menjadi delapan kilometer dari puncak gunung ditambah perluasan sektoral yang sebelumnya radius 7,5 kilometer dinaikkan menjadi sepuluh kilometer kearah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya.
   
Pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung dan wisatawan tidak melakukan melakukan pendakian serta aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya area kawah gunung tertinggi di Bali ini. (ANT)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel