Tarif Impor Amerika Serikat Merugikan Bisnis di China
pada tanggal
Thursday, September 20, 2018
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Bahkan sebelum ketegangan perdagangan AS-China mulai meningkat secara dramatis, perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di China memperingatkan mengenai kemungkinan dampaknya. Dan sekarang, menurut survei bersama yang baru dirilis dari Kamar Dagang Amerika di China dan AmCham Shanghai, banyak yang sudah merasakan dampaknya.
Lebih dari 60 persen mengatakan tarif pajak awal 50 miliar dolar yang ditetapkan oleh Amerika dan China berdampak negatif terhadap bisnis, meningkatkan permintaan pepabrikan dan memperlambat permintaan produk.
Angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 75 persen jika tarif pajak tambahan putaran kedua sebesar 200 miliar dolar dari Amerika dan 60 miliar dolar lainnya dari China terus berlanjut.
Pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam bisa melanjutkan tarif pajak sebesar 200 miliar dolar dan kalau perlu 267 miliar dolar setelahnya.
William Zarit, ketua AmCham China mengatakan meskipun ada harapan di Amerika serangan tarif tambahan itu bisa memaksa Beijing untuk menyerah tapi beresiko meremehkan kemampuan China untuk bermain api, kata Zarit.
"Tampaknya perusahaan-perusahaan Amerika akan lebih dirugikan oleh tarif pajak Amerika daripada tarif pajak China. Saya tidak menganggap inilah hasil yang diharapkan," kata Zarit.
Presiden Trump berpendapat China mencuri lapangan pekerjaan dari Amerika dan tidak melakukan hal yang memadai untuk mengatasi defisit perdagangan besar antara kedua negara. Tarif tersebut dilihat oleh para pendukung sebagai cara menekan China untuk menjauh dari ekonomi dan kebijakan negara yang mendorong transfer teknologi.
Zarit mengatakan masih harus diamti apakah beberapa taktik dan tarif pemerintahan Trump akan mengatasi masalah besar, seperti proteksionisme China, kapitalisme negara dan hal-hal lain seperti pinjaman dan subsidi preferensial. Ia mengatakan satu pendekatan kunci yang bisa membantu mengurangi ketegangan adalah mengalihkan fokus pada perlakukan timbal balik. (VOA)
Lebih dari 60 persen mengatakan tarif pajak awal 50 miliar dolar yang ditetapkan oleh Amerika dan China berdampak negatif terhadap bisnis, meningkatkan permintaan pepabrikan dan memperlambat permintaan produk.
Angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 75 persen jika tarif pajak tambahan putaran kedua sebesar 200 miliar dolar dari Amerika dan 60 miliar dolar lainnya dari China terus berlanjut.
Pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam bisa melanjutkan tarif pajak sebesar 200 miliar dolar dan kalau perlu 267 miliar dolar setelahnya.
William Zarit, ketua AmCham China mengatakan meskipun ada harapan di Amerika serangan tarif tambahan itu bisa memaksa Beijing untuk menyerah tapi beresiko meremehkan kemampuan China untuk bermain api, kata Zarit.
"Tampaknya perusahaan-perusahaan Amerika akan lebih dirugikan oleh tarif pajak Amerika daripada tarif pajak China. Saya tidak menganggap inilah hasil yang diharapkan," kata Zarit.
Presiden Trump berpendapat China mencuri lapangan pekerjaan dari Amerika dan tidak melakukan hal yang memadai untuk mengatasi defisit perdagangan besar antara kedua negara. Tarif tersebut dilihat oleh para pendukung sebagai cara menekan China untuk menjauh dari ekonomi dan kebijakan negara yang mendorong transfer teknologi.
Zarit mengatakan masih harus diamti apakah beberapa taktik dan tarif pemerintahan Trump akan mengatasi masalah besar, seperti proteksionisme China, kapitalisme negara dan hal-hal lain seperti pinjaman dan subsidi preferensial. Ia mengatakan satu pendekatan kunci yang bisa membantu mengurangi ketegangan adalah mengalihkan fokus pada perlakukan timbal balik. (VOA)