Kalesang Maluku Minta Richard Louhenapessy Cabut SK Duta Media Sosial
pada tanggal
Sunday, September 9, 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Komunitas Kalesang Maluku (KKM), Pemilaun Vigel Faubun, S.Pd meminta Walikota Ambon, Provinsi Maluku, Richard Louhenapessy agar mencabut Surat Keputusan (SK) yang menetapkan Syafiq Pontoh sebagai Duta Media Sosial (Medsos) di Kota Ambon.
Menurut rilis yang dipublikasikan melalui akun facebook pribadinya pada Sabtu (8/9), Faubun menyatakan sikap Walikota Louhenapessy sangat keliru.
"Sehubungan dengan SK yang Bapak berikan kepada saudara SP, maka dengan ini saya mewakili Komunitas Kalesang Maluku dan sebagian besar masyarakat Kota Ambon merasa kecewa dengan keputusan bapak secara sepihak tanpa memikirkan hati masyarakat Maluku terlebih masyarakat di Kota Ambon," ujar dia.
Ia menegaskan pengangkatan Pontoh sebagai Duta Medsos malah menjatuhkan harga diri masyarakat Kota Ambon, sebab Pontoh merupakan pemerhati media sosial yang awalnya menjelekkan warga Ambon dengan anggapan tidak paham teknologi terutama media sosial.
"Sehingga kami meminta agar bapak dapat menarik kembali SK yang telah dikeluarkan guna untuk mengangkat harga diri masyarakat Kota Ambon," ungkap Faubun.
Dikatakan, penyematan sebagai Duta Medsos untuk Kota Ambon bukanlah satu-satunya cara memberikan maaf kepada Syafiq Pontoh.
"Kami sadar bahwa kami sangat bermurah hati untuk memberikan maaf kepada siapapun tapi bukan berarti dia menjadi perwakilan bagi kami untuk berjuang bersama kami dalam menyikapi Sosial Media," jelas dia.
Faubun mengatakan alumnus mahasiswa Jurusan Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu tidak pantas menjadi wajah promosi media sosial di Kota Ambon yang merupakan citra perkembangan teknologi di Provinsi Maluku.
"Penghinaan yang dia (SP) lakukan sangat melukai hati, kami namun kami memaafkan. Tapi dia (SP) tidak layak untuk menjadi duta bagi kami. Karena masih banyak anak Maluku terlebih khusus anak-anak Ambon yang masih layak di berikan penghargaan. Semoga isi hati kami ini menjadi pertimbangan Bapak agar dapat mencabut kembali SK yang telah dikeluarkan," harap dia.
Pontoh pada awal Agustus 2018 lalu di stasiun televisi swasta, Kompas TV mengungkapkan bahwa generasi muda di Kota Ambon masih gagap teknologi, terutama media sosial. Hal ini menimbukan reaksi warganet Maluku yang meminta agar Pontoh meminta maaf secara terbuka.
Pontoh kemudian meminta maaf dan bertemu langsung dengan sejumlah warga Kota Ambon dan pemuda di Ambon. Beberapa kali ia mendatangi kota Ambon ia kemudian diundangan Walikota Ambon untuk didaulat sebagai duta media sosial saat perayaan ulang tahun Kota Ambon ke-443 di Lapangan Merdeka pada Jumat (7/9).
Penganugerahan ini disahkan dengan adanya SK Walikota. Seperti dipublikasikan dalam postingan akun facebook wartawan senior Kota Ambon, Rudi Fofid disebutkan ada 4 tugas Duta Media Sosial Kota Ambon.
4 tugas itu ialah sebagai Duta Media Sosial Kota Ambon, Pontoh bertugas menggerakan, mendorong dan mempromosikan Kota Ambon di bidang pemanfaatan Teknologi Informasi.
Kedua, menyebarkan tata cara bermedsos agar santun dan cerdas kepada semua pihak. Ketiga, mengoptimalkan pembangunan teknologi informasi guna percepatan pembangunan di Kota Ambon; dan Keempat, melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang berkaitan dengan pengembangan Teknologi Informasi di Kota Ambon.
"Pak Walikota nampaknya perlu menjelaskan kepada warga yang "terkejut" dengan pengangkatan duta ini, bahkan Shafiq yang juga tidak menyangka diangkat jadi duta," ujar Fofid dalam postingannya.
“Saya pun bukan orang Ambon dan saya tahu itu. Tapi yang mau saya sampaikan duta ini bukan berarti saya tahu semua tentang literasi digital Ambon. Justru ada banyak teman teman Ambon yang lebih dulu memulainya dan hebat hebat,” kata Pontoh seperti dikutip dari Terasmaluku.com pada Jumat (7/9) siang.
Ia menyampaikan tugas duta tidaklah sama dengan pengertian awam. Pemaknaan duta media sosial yakni menjadi saluran bagi anak muda atau penggeral penggerak di literasi digital pun dunia maya.
“Istilahnya saya endors teman teman ini yang memang ahli di bidangnya agar diketahui orang. Jadi kalau ada yang nanya saya bisa kasih rekomendasi dari Maluku,” jelasnya.
Pada kesempatan kunjungannya ke Ambon, Syafiq pun mengaku informasi itu baru ketahui di malam sebelumnya. Dia dikontak untuk datang pada perayaan HUT Kota Ambon. Bahkan surat keputusan (SK) yang dibacakan Walikota juga belum sempat dilihat dirinya. Menurut Syafiq penyematan gelar duta tentu bukan hal biasa baginya. Apalagi telah ditetapkan dalam SK pasti memiliki kekuatan hukum. Di dalamnya juga tercantum masa waktu sebagai duta.
Saat ditanya soal alasan dirinya terpilih Syafiq tidak bisa memastikannya. Dia menilai, ini merupakan momen yang pas usai ribut ribut di linimasa awal Agustus lalu. Namun
Pontoh memastikan seminggu sesudahnya dia bakal memulai berbagai program. Untuk sementara fokus pada penyusunan rencana, perluasan link dan kolaborasi dengan berbagai anak muda di Kota Ambon terkait konten literasi digital yang diusungnya sebagai duta medsos. (Albert Batlayeri)
Menurut rilis yang dipublikasikan melalui akun facebook pribadinya pada Sabtu (8/9), Faubun menyatakan sikap Walikota Louhenapessy sangat keliru.
"Sehubungan dengan SK yang Bapak berikan kepada saudara SP, maka dengan ini saya mewakili Komunitas Kalesang Maluku dan sebagian besar masyarakat Kota Ambon merasa kecewa dengan keputusan bapak secara sepihak tanpa memikirkan hati masyarakat Maluku terlebih masyarakat di Kota Ambon," ujar dia.
Ia menegaskan pengangkatan Pontoh sebagai Duta Medsos malah menjatuhkan harga diri masyarakat Kota Ambon, sebab Pontoh merupakan pemerhati media sosial yang awalnya menjelekkan warga Ambon dengan anggapan tidak paham teknologi terutama media sosial.
"Sehingga kami meminta agar bapak dapat menarik kembali SK yang telah dikeluarkan guna untuk mengangkat harga diri masyarakat Kota Ambon," ungkap Faubun.
Dikatakan, penyematan sebagai Duta Medsos untuk Kota Ambon bukanlah satu-satunya cara memberikan maaf kepada Syafiq Pontoh.
"Kami sadar bahwa kami sangat bermurah hati untuk memberikan maaf kepada siapapun tapi bukan berarti dia menjadi perwakilan bagi kami untuk berjuang bersama kami dalam menyikapi Sosial Media," jelas dia.
Faubun mengatakan alumnus mahasiswa Jurusan Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu tidak pantas menjadi wajah promosi media sosial di Kota Ambon yang merupakan citra perkembangan teknologi di Provinsi Maluku.
"Penghinaan yang dia (SP) lakukan sangat melukai hati, kami namun kami memaafkan. Tapi dia (SP) tidak layak untuk menjadi duta bagi kami. Karena masih banyak anak Maluku terlebih khusus anak-anak Ambon yang masih layak di berikan penghargaan. Semoga isi hati kami ini menjadi pertimbangan Bapak agar dapat mencabut kembali SK yang telah dikeluarkan," harap dia.
Pontoh pada awal Agustus 2018 lalu di stasiun televisi swasta, Kompas TV mengungkapkan bahwa generasi muda di Kota Ambon masih gagap teknologi, terutama media sosial. Hal ini menimbukan reaksi warganet Maluku yang meminta agar Pontoh meminta maaf secara terbuka.
Pontoh kemudian meminta maaf dan bertemu langsung dengan sejumlah warga Kota Ambon dan pemuda di Ambon. Beberapa kali ia mendatangi kota Ambon ia kemudian diundangan Walikota Ambon untuk didaulat sebagai duta media sosial saat perayaan ulang tahun Kota Ambon ke-443 di Lapangan Merdeka pada Jumat (7/9).
Penganugerahan ini disahkan dengan adanya SK Walikota. Seperti dipublikasikan dalam postingan akun facebook wartawan senior Kota Ambon, Rudi Fofid disebutkan ada 4 tugas Duta Media Sosial Kota Ambon.
4 tugas itu ialah sebagai Duta Media Sosial Kota Ambon, Pontoh bertugas menggerakan, mendorong dan mempromosikan Kota Ambon di bidang pemanfaatan Teknologi Informasi.
Kedua, menyebarkan tata cara bermedsos agar santun dan cerdas kepada semua pihak. Ketiga, mengoptimalkan pembangunan teknologi informasi guna percepatan pembangunan di Kota Ambon; dan Keempat, melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang berkaitan dengan pengembangan Teknologi Informasi di Kota Ambon.
"Pak Walikota nampaknya perlu menjelaskan kepada warga yang "terkejut" dengan pengangkatan duta ini, bahkan Shafiq yang juga tidak menyangka diangkat jadi duta," ujar Fofid dalam postingannya.
“Saya pun bukan orang Ambon dan saya tahu itu. Tapi yang mau saya sampaikan duta ini bukan berarti saya tahu semua tentang literasi digital Ambon. Justru ada banyak teman teman Ambon yang lebih dulu memulainya dan hebat hebat,” kata Pontoh seperti dikutip dari Terasmaluku.com pada Jumat (7/9) siang.
Ia menyampaikan tugas duta tidaklah sama dengan pengertian awam. Pemaknaan duta media sosial yakni menjadi saluran bagi anak muda atau penggeral penggerak di literasi digital pun dunia maya.
“Istilahnya saya endors teman teman ini yang memang ahli di bidangnya agar diketahui orang. Jadi kalau ada yang nanya saya bisa kasih rekomendasi dari Maluku,” jelasnya.
Pada kesempatan kunjungannya ke Ambon, Syafiq pun mengaku informasi itu baru ketahui di malam sebelumnya. Dia dikontak untuk datang pada perayaan HUT Kota Ambon. Bahkan surat keputusan (SK) yang dibacakan Walikota juga belum sempat dilihat dirinya. Menurut Syafiq penyematan gelar duta tentu bukan hal biasa baginya. Apalagi telah ditetapkan dalam SK pasti memiliki kekuatan hukum. Di dalamnya juga tercantum masa waktu sebagai duta.
Saat ditanya soal alasan dirinya terpilih Syafiq tidak bisa memastikannya. Dia menilai, ini merupakan momen yang pas usai ribut ribut di linimasa awal Agustus lalu. Namun
Pontoh memastikan seminggu sesudahnya dia bakal memulai berbagai program. Untuk sementara fokus pada penyusunan rencana, perluasan link dan kolaborasi dengan berbagai anak muda di Kota Ambon terkait konten literasi digital yang diusungnya sebagai duta medsos. (Albert Batlayeri)