Dominggus Mandacan Buka Retret Pelayan Firman Perempuan GKI Se-Tanah Papua
pada tanggal
Thursday, September 13, 2018
WAISAI, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan membuka dengan resmi kegiatan retret pelayan firman perempuan dari persekutuan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, di Gedung Gereja Jemaat Alfa Omega, Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Senin (10/9).
Kegiatan yang berlangsung hingga Jumat (14/9) dihadiri 300 pendeta (pelayan firman Tuhan) dari dari 55 klasis dan utusan sinode Gereja KI Klasis GKI di Tanah Papua dan Papua Barat.
Mandacan dalam arahannya meminta peserta dan tamu undangan untuk mendalami dan memaknai motto Provinsi Papua Barat yaitu membangun dengan hati, mempersatukan dengan hati guna terwujudkan Tanah Papua Barat yang aman, sejahtera dan bermartabat.
Menurutnya keamanann itu menjadi faktor kunci suksesnya pembangunan daerah. Tanpa keamanan maka apapun yang dilakukan tidak berhasil dengan baik.
“Harus aman dulu supaya kita bisa bekerja dan melaksanakan segala sesuatu untutk membangun daerah ini,” ujar Mandacan.
Dijelaskannya, Pemprov Papua Barat dalam Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah telah mengakomodir sejumlah kepentingan kabupaten/kota termasuk kepentingan pembangunan bidang keagamaan.
“Kami juga mengalokasi sejumlah anggaran untuk sejumlah denonimanasi gereja di Papua Barat, termasuk GKI di tanah Papua, khususnya sinode,” ujar Mandacan.
Selaku pemerintah, dirinya mengaku sangat mendukung setiap kegiatan keagamaan termasuk kegiatan pelayan firman di Tanah Papua sehingga tanah Papua dan Papua Barat tetap aman dan terkendali.
Kepada pelayan firman Mandacan berpesan untuk terus berkarya membangun jemaat atau sumber daya manusia dimana ditugaskan.
“Kita semua dipanggil pada satu tujuan. Ada yang mewartakan sabda dan kebenaran, ada yang membangun dan menyiapkan infrastruktur, jalan, jembatan yang pada akhirnya untuk kesejahteraan kita bersama,” ujar Mandacan.
Pembukaan kegiatan ini dihadiri juga Ketua Sinode GKI di Ttanah Papua, Pendeta Andrikus Mofu, S.Th, M.Th, Wakil Bupati Raja Ampat, Manuel Piter Urbinas, S.Pi, M.Si, Unsur Muspida di Raja Ampat serta sejumlah tokoh agama di Waisai-Kabupaten Raja Ampat.
Andrikus Mofu, S.Th, M.Th dalam amanatnya menjelaskan saat ini gereja di tanah Papua tengah menghadapi sejumlah persoalan yang membutuhkan ketelibatan semua pihak termasuk GKI di Tanah Papua. Dalam kondisi ini, kata Andrikus Mofu, diperlukan pelayan firman Tuhan yang mampu menyelesaikan persoalan yang ada.
Karena itu, Andrikus Mofu, S.Th, M.Th menilai ret-ret pelayan firman perempuan GKI di Tanah Papua sangat penting dan strategis. Ia mengakui melalui kegiatan itu akan meningkatkan spiritualitas dan ingritas pelayan firman Tuhan yang bertugas di wilayah Papua dan Papua Barat.
Sementara itu Wakil Bupati Raja Ampat, Manuel Piter Urbinas, S.Pi dengan terpilihnya Klasis Raja Ampat sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut akan membawa kesan dan makna tersendiri bagi peserta.
“Semoga dengan dipilihnya Raja Ampat sebagai daerah tujuan wisata dunia akan membawa makna dan pengalaman spiritual tersendiri bagi seluruh peserta,” ujar Manuel Piter Urbinas. (DiskominfoRajaAmpat)
Kegiatan yang berlangsung hingga Jumat (14/9) dihadiri 300 pendeta (pelayan firman Tuhan) dari dari 55 klasis dan utusan sinode Gereja KI Klasis GKI di Tanah Papua dan Papua Barat.
Mandacan dalam arahannya meminta peserta dan tamu undangan untuk mendalami dan memaknai motto Provinsi Papua Barat yaitu membangun dengan hati, mempersatukan dengan hati guna terwujudkan Tanah Papua Barat yang aman, sejahtera dan bermartabat.
Menurutnya keamanann itu menjadi faktor kunci suksesnya pembangunan daerah. Tanpa keamanan maka apapun yang dilakukan tidak berhasil dengan baik.
“Harus aman dulu supaya kita bisa bekerja dan melaksanakan segala sesuatu untutk membangun daerah ini,” ujar Mandacan.
Dijelaskannya, Pemprov Papua Barat dalam Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah telah mengakomodir sejumlah kepentingan kabupaten/kota termasuk kepentingan pembangunan bidang keagamaan.
“Kami juga mengalokasi sejumlah anggaran untuk sejumlah denonimanasi gereja di Papua Barat, termasuk GKI di tanah Papua, khususnya sinode,” ujar Mandacan.
Selaku pemerintah, dirinya mengaku sangat mendukung setiap kegiatan keagamaan termasuk kegiatan pelayan firman di Tanah Papua sehingga tanah Papua dan Papua Barat tetap aman dan terkendali.
Kepada pelayan firman Mandacan berpesan untuk terus berkarya membangun jemaat atau sumber daya manusia dimana ditugaskan.
“Kita semua dipanggil pada satu tujuan. Ada yang mewartakan sabda dan kebenaran, ada yang membangun dan menyiapkan infrastruktur, jalan, jembatan yang pada akhirnya untuk kesejahteraan kita bersama,” ujar Mandacan.
Pembukaan kegiatan ini dihadiri juga Ketua Sinode GKI di Ttanah Papua, Pendeta Andrikus Mofu, S.Th, M.Th, Wakil Bupati Raja Ampat, Manuel Piter Urbinas, S.Pi, M.Si, Unsur Muspida di Raja Ampat serta sejumlah tokoh agama di Waisai-Kabupaten Raja Ampat.
Andrikus Mofu, S.Th, M.Th dalam amanatnya menjelaskan saat ini gereja di tanah Papua tengah menghadapi sejumlah persoalan yang membutuhkan ketelibatan semua pihak termasuk GKI di Tanah Papua. Dalam kondisi ini, kata Andrikus Mofu, diperlukan pelayan firman Tuhan yang mampu menyelesaikan persoalan yang ada.
Karena itu, Andrikus Mofu, S.Th, M.Th menilai ret-ret pelayan firman perempuan GKI di Tanah Papua sangat penting dan strategis. Ia mengakui melalui kegiatan itu akan meningkatkan spiritualitas dan ingritas pelayan firman Tuhan yang bertugas di wilayah Papua dan Papua Barat.
Sementara itu Wakil Bupati Raja Ampat, Manuel Piter Urbinas, S.Pi dengan terpilihnya Klasis Raja Ampat sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut akan membawa kesan dan makna tersendiri bagi peserta.
“Semoga dengan dipilihnya Raja Ampat sebagai daerah tujuan wisata dunia akan membawa makna dan pengalaman spiritual tersendiri bagi seluruh peserta,” ujar Manuel Piter Urbinas. (DiskominfoRajaAmpat)